Mohon tunggu...
Maria Kristi
Maria Kristi Mohon Tunggu... Dokter - .

Ibu empat orang anak yang menggunakan Kompasiana untuk belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Bahaya Terlalu Sering Memompa ASI

29 November 2018   23:04 Diperbarui: 29 November 2018   23:21 459
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pompa ASI (sumber gambar: helosehat.com)

Di artikel sebelumnya (link) saya pernah menyinggung sedikit tentang tren ibu-ibu zaman now yang meskipun merupakan stay at home mom (SHM) tapi memerah ASI-nya. Tujuannya apa saya kurang tahu. Tapi bisa jadi agar memiliki cadangan ASI perah untuk bayinya jika sewaktu-waktu harus pergi, agar ASI tetap melimpah, atau mungkin juga agar dapat mengunggah foto freezer yang penuh dengan ASI perah beku di Instagram (dan media sosial lainnya), siapa tahu?

Padahal memerah ASI juga ada indikasinya lho. Memerah ASI di luar indikasi dapat menyebabkan produksi ASI yang terlalu banyak atau oversupply.

"Bagus dong kalau ASI-nya jadi banyak?"

Nanti dulu ... oversupply atau produksi ASI terlalu banyak melebihi kebutuhan bayi malah dapat menjadi "bencana" bagi ibu. Betapa tidak? Payudara yang mudah sekali penuh dapat memberikan rasa tidak nyaman pada ibu, bahkan tidak menutup kemungkinan lebih sering mengalami radang payudara (mastitis) karena sumbatan ASI. Selain itu bayi jadi kurang bisa melekat dengan baik karena payudara yang terlalu penuh. 

Hal ini akan menyebabkan ibu lebih mudah mengalami puting lecet. Bayi juga bisa kesulitan menyusu karena pancaran ASI yang terlalu deras, jika sampai parah bayi bisa menolak menyusu dan berpengaruh pada penambahan berat badannya. Dan ... yang paling saya takuti adalah terjadi ketidakseimbangan antara foremilk (ASI awal yang banyak mengandung laktosa) dan hindmilk (ASI yang keluar belakangan, banyak mengandung lemak).

Pada oversupply, volume ASI memang bertambah namun yang cenderung bertambah lebih banyak adalah komponen foremilk. Hal ini menyebabkan bayi mendapat asupan laktosa lebih banyak dan lemak lebih sedikit. Peningkatan asupan laktosa pada bayi akan menyebabkan timbulnya gejala-gejala seperti intoleransi laktosa: diare, feses asam, perut kembung, anus lecet, serta ruam popok. Kondisi ini baru akan membaik jika komposisi ASI kembali normal.

Pencegahan terjadinya oversupply yang diakibatkan oleh terlalu rajin memerah ASI  adalah dengan memerah ASI sesuai indikasi. Adapun indikasi pemerahan ASI antara lain: payudara terasa tidak nyaman, ibu tidak bisa menyusui (misalnya bayi dirawat di NICU atau PBRT), atau saat ibu terpisah dari bayi (misalnya ibu harus pergi bekerja).

Semoga bermanfaat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun