Mohon tunggu...
Maria Kristi
Maria Kristi Mohon Tunggu... Dokter - .

Ibu empat orang anak yang menggunakan Kompasiana untuk belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

"No Gadget Day" Hari Pertama

19 Oktober 2018   19:02 Diperbarui: 19 Oktober 2018   19:24 482
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Semalam, pak suami bilang "ternyata gadget sangat bahaya buat anak-anak ya?"


Sekilas saya melirik handphone yang dipegangnya. Ada 2 gambar MRI (atau CT scan? Entah) otak di layarnya. Kemungkinan besar ia sedang membaca artikel tentang bahayanya gadget pada anak dan foto yang saya lihat itu memberikan gambaran perbedaan pertumbuhan otak pada anak yang terpapar gadget dan tidak.


"Iya lah, bahaya. Screen time untuk anak di bawah 2 tahun kan memang nol." Saya mengulang lagi teori yang bolak-balik saya dengungkan namun tidak kunjung dilaksanakan. Jarkoni kalau kata orang Jawa: isa ajar rak isa ngelakoni (bisa mengajarkan namun tidak bisa menjalankan). Semenjak pindah dari Semarang, anak kami memang terpapar televisi dari pagi sampai malam. Belum lagi kegemaran barunya menonton lagu-lagu anak dari youtube-go (hemat kuota). Saya "santai" nunggu di sebelahnya, megangin handphone. Pakai tanda petik karena menurut saya anak kami jadi lebih agresif kalau misal lagunya habis atau minta pindah acara TV.


"Kalau githu jangan kita kasih gadget lagi." Kata pak suami.
"Ya. Tapi Abang dukung ya. Jangan main HP di depan J. (J ini anak kami) Monkey see mongkey do. Children see children do."  Pinta saya.


"Ok."


Pagi ini pun dimulai. J melihat HP ayahnya tergeletak di kasur. (Kebiasaan) Spontan J minta nonton lagu dari youtube-go nya.
Baiklah ... saya putarkan satu lagu "Balap Karung" dari channel Balita. Anak saya senang sekali. Dia tertawa riang. Belum tahu dia kalau sebentar lagi bakal puasa nonton sama sekali.


Selesai lagu itu, saya matikan HP. Anak saya nangis. Tantrum. Minta agar diputarkan lagi seperti biasa.
Maaf ya Nak. Hari ini luar biasa (dan akan begitu terus setelahnya).


Sesuai teori. Kalau anak tantrum, jangan diikuti. Saya alihkan perhatian si bocah. Berhasil. Satu hari yang panjang pun dimulai.


Alih-alih menyalakan TV dan meninggalkannya nonton TV, saya ajak anak saya ikut semua kegiatan pagi saya: buka jendela, jemur pakaian, keluarkan kelinci (ini punya sepupunya). Tak lupa sambil mengatakan apa saja yang sedang saya lakukan.
"J lihat, ada burung!" Saya menunjuk sekawanan burung bangau yang terbang ke arah Barat.


Kemudian ada sekawanan lagi dan sekawanan lagi. Anak saya nampak kagum. Saya juga.


Akhirnya saya mengajak anak saya dalam hampir semua kegiatan yang saya lakukan. Kecuali kalau dia sedang asyik manjat-manjat kursi, meja, motor, apapun yang bisa dipanjat. Sak karepmu Nak. Tapi dengan memastikan dia aman lho ya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun