Mohon tunggu...
Maria Kristi
Maria Kristi Mohon Tunggu... Dokter - .

Ibu empat orang anak yang menggunakan Kompasiana untuk belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Cara Menentukan Jenis Kelamin Bayi

11 Maret 2018   22:41 Diperbarui: 11 Maret 2018   23:56 1611
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pilih bayi laki-laki atau perempuan? (Sumber gambar: Laurabunk)

Mempunyai anak adalah salah satu harapan dari pasangan yang telah menikah (terlepas bahwa ada juga yang tidak berharap memiliki keturunan). Ada pasangan yang tidak mematok anaknya harus laki-laki atau perempuan (yang penting sehat) namun ada pula yang menginginkan jenis kelamin tertentu untuk bayinya. 

Biasanya pasangan yang mengharapkan jenis kelamin tertentu ini terjadi pada anak kedua atau seterusnya (kakaknya sudah laki-laki, sekarang ingin perempuan). Bisa juga pada suku-suku tertentu untuk memperoleh "penerus keturunan" misalnya Batak (penerus laki-laki) dan Padang (penerus perempuan) 

Terlepas dari banyaknya mitos tentang cara memilih jenis kelamin bayi yang beredar di luaran sana, mitos-mitos tersebut tidak akan saya bahas dalam artikel ini, dalam artikel ini yang akan dibahas adalah cara berlandaskan pengetahuan medis. Sama sekali tidak bermaksud untuk menjurus ke arah bacaan porno. Secara garis besar ada dua cara yang dapat dilakukan untuk menentukan jenis kelamin bayi, meskipun tidak dapat dijamin 100%. Cara tersebut adalah bayi tabungdan perhitungan masa subur/ metode Shettle.

Bayi tabung

Pada program bayi tabung, sperma dan ovum (telur) dipertemukan di laboratorium. Hal inilah yang menyebabkan prosesnya disebut bayi tabung: bayinya dibuat dalam tabung (eh?). Biasanya bayi tabung dilakukan oleh pasangan yang sulit mempunyai anak, bisa karena jumlah spermanya yang kurang atau pergerakan sperma yang kurang baik. 

Teoritis, sperma pembawa kromosom Y  berbeda bentuknya dengan sperma pembawa kromosom X. Ketika bertemu dengan ovum, sperma pembawa kromosom Y akan menghasilkan bayi laki-laki sedangkan sperma pembawa kromosom X akan menghasilkan bayi perempuan. 

Sperma pembawa kromosom Y memiliki bentuk kepala yang lebih lonjong dibandingkan sperma pembawa kromosom X. Inilah yang menjadi dasar cara memilih jenis kelamin bayi pada program bayi tabung, meskipun sekali lagi, hal ini tidak 100% menjamin ketepatan pemilihan jenis kelamin bayi. 

Metode Shettle

Metode yang ditemukan oleh dr. Landrum Shettle ini memiliki dasar ilmiah berupa masa hidup sperma dan sel telur / ovum. Dalam praktiknya, pemilihan jenis kelamin bayi menggunakan cara ini sangat berhubungan dengan waktu ovulasi calon ibu. Ovulasi adalah proses keluarnya sel telur /ovum yang sudah matang dari ovarium.

Dasar pemikiran metode ini adalah sperma pembawa kromosom X hidup selama 3x24 jam dalam saluran kelamin perempuan sedangkan sperma pembawa kromosom Y hanya hidup 1x24 jam meskipun demikian, ia bergerak dengan jauh lebih cepat. Sel telur sendiri hanya mampu hidup 1x24 jam sejak keluar dari ovarium.

Dengan demikian, jika ingin memiliki anak perempuan, pasangan dianjurkan untuk berhubungan suami-istri 2 hari sebelum ovulasi. Harapannya agar sperma pembawa Y sudah mati ketika terjadi ovulasi. 

Sebaliknya, jika ingin memiliki anak laki-laki, pasangan dianjurkan untuk berhubungan suami-istri pada saat terjadi ovulasi. Sperma pembawa kromosom Y bergerak jauh lebih cepat dibandingkan sperma pembawa kromosom X sehingga ketika pembuahan terjadi yang dihasilkan adalah bayi laki-laki. 

Hal yang penting untuk diketahui dari metode ini adalah waktu terjadinya ovulasi sebab hal inilah yang menentukan hasilnya. Kita dapat mengetahui waktu ovulasi melalui perhitungan kalender, pemeriksaan lendir cervic, perhitungan suhu basal, dan ovutest. 

Perhitungan kalender dapat diandalkan ketika haid calon ibu teratur. Ovulasi selalu terjadi 14 hari sebelum haid selanjutnya. Untuk mengetahui prediksinya, catat hari pertama haid setiap siklus. Siklus haid perempuan bervariasi mulai dari 28 hari sampai 32 hari. Ada wanita yang memiliki siklus lebih pendek atau lebih panjang dari itu. Satu periode siklus adalah dari hari pertama haid sampai satu hari sebelum haid selanjutnya. 

Ovulasi terjadi tepat 14 hari sebelum haid selanjutnya. Oleh sebab itu ketika kita sudah menentukan kapan kita akan haid, tinggal kurangi 2 minggu dari tanggal tersebut untuk tahu saat ovulasi. Kekurangan  cara ini adalah tidak dapat dilakukan pada wanita yang haidnya tidak teratur. 

Pemeriksaan lendir cervic dapat dilakukan untuk menentukan ovulasi. Ketika ovulasi, lendir yang dihasilkan lebih lentur dan dapat "mulur" sampai lebih dari 2 cm. Berbeda dengan hari-hari biasa saat lendir ini bersifat kental dan mudah putus ketika direntangkan antara jempol dan telunjuk  kekurangan cara ini adalah sebagian wanita mungkin merasa kurang nyaman menyentuh alat kelaminnya sendiri. 

Perhitungan suhu basal memiliki akurasi yang cukup tinggi jika dilakukan secara benar. Setiap hari sebelum bangun tidur, ukur suhu tubuh Anda. Ketika ovulasi, suhu tubuh akan meningkat 0,5 derajat Celsius dibandingkan biasanya.

Ovutest mungkin merupakan cara ternyaman untuk menentukan ovulasi. Cara pemakaiannya seperti tes cepat kehamilan.

Nah, itu dia cara menentukan jenis kelamin bayi (dan cara menentukan saat ovulasi ibunya). Semoga bermanfaat bagi yang sedang mengharapkan momongan.

Anda mungkin suka:

Tetap tenang hadapi demam

Perbedaan epilepsi anak dan dewasa

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun