Mohon tunggu...
Maria G Soemitro
Maria G Soemitro Mohon Tunggu... Administrasi - Relawan Zero Waste Cities

Kompasianer of The Year 2012; Founder #KaisaIndonesia; Member #DPKLTS ; #BJBS (Bandung Juara Bebas Sampah) http://www.maria-g-soemitro.com/

Selanjutnya

Tutup

Money

Bisakah Kita Menabung Air?

15 Mei 2010   02:42 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:12 389
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Harusnya bisa !  Ada  banyak cara yang bisa dilakukan, mulai dari membuat sumur resapan dengan detail lengkap yang memerlukan biaya tinggi , sumur resapan sederhana hingga membuat lubang resapan biopori.

Cara membuat sumur resapan berdetail lengkap bisa diketemukan dengan bantuan Mr Google, sumur resapan sederhana dibuat dengan bantuan tukang yang menggali lubang berukuran 60 cmx 60 cmx 60 cm atau lebih ( tergantung luas tanah)  dan yang paling mudah tentunya membuat lubang resapan biopori dimana ibu rumah tangga pun dapat membuatnya.

Masalahnya adalah kemauan menabung air. Air yang merupakan kebutuhan utama manusia. Kita tidak mungkin dapat hidup tanpa air. Begitu membuka mata di pagi hari, airlah yang kita butuhkan untuk makan, minum , mandi bahkan ibu rumah tangga tidak dapat menjalankan tugasnya tanpa air.

Tetapi sungguh suatu ironi, air yang kita perlukan itu kita buang percuma, karena pemukiman di daerah perkotaan umumnya enggan menyisakan lahan hijau. Kalaupun ingin menanam tanaman hias , biasanya pekarangan tertutup semen dan pot-pot  berisi tanaman hias diletakkan diatasnya. Sehingga air bekas mencuci mobil dan air hujan mengalir begitu saja ke pelataran bersemen atau ke selokan. Malangnya selokan-selokan sempit itu biasanya juga menjadi ajang pembuangan sampah. Timbullah banjir cileuncang yang meresahkan karena pejalan kaki  terendam hingga lebih semata kaki, kendaraan berjalan tersendat dan jalan-jalan raya mudah rusak karena tergerus banjir yang timbul karena kealpaan manusia itu.

Musim hujan, banjir tiba !  Musim kemarau, krisis air !

Itulah fenomena yang terjadi sekarang dan biasanya kita menyalahkan pemerintah yang tidak becus membangun saluran pembuangan, tidak tanggap mengangkut sampah dan tidak mampu menyediakan air bersih.

Pernahkah kita berhenti berfikir bahwa pemerintah bukanlah malaikat yang mampu menyediakan semua kebutuhan  tanpa peran serta masyarakat ?  Jadi karena kitalah yang membutuhkan air bersih, mengapa kita tidak mulai menabung  air, membongkar lahan bersemen untuk membuat sumur resapan atau sekedar membuat lubang resapan biopori ?

Bagaimana cara membuat lubang resapan biopori ?

Cukup mudah, karena alatnya dapat kita beli di toko pertanian.  Harganya sekitar Rp 150.000,00 (seratus lima puluh ribu rupiah),dan dapat  digunakan untuk membuat beberapa lubang di beberapa rumah (sehingga kita bisa patungan untuk membelinya).  Lubang sedalam kurang lebih satu meter itu bisa dibuat oleh ibu rumah tangga sekalipun.  Untuk mencegah tanah yang dilubangi longsor atau anak-anak terperosok kedalamnya, di sekeliling permukaan lubang dapat dipasang potongan paralon sebagai penyangga atau menyemennya. Kedalam lubang kita masukkan sampah dapur atau dedaunan  sebelum akhirnya dipasang looster atau batu bata berlubang supaya air hujan dapat senantiasa masuk. Mengapa sebaiknya kita memasukkan sampah kedalamnya? Karena cacing-cacing yang datang menghampiri diharapkan dapat membuat tanah tersebut senantiasa gembur dan subur. Jadi tunggu apa lagi ? Dengan membuat lubang biopori kita menangkap air , menabungnya dan membuat tanah subur !

[caption id="" align="alignleft" width="170" caption="(Membuat Lubang Resapan Biopori sambil mengasuh anak) "][/caption]

Bagaimana dengan sumur resapan sederhana ? Sebetulnya sumur resapan dibuat apabila lahan memungkinkan atau  tanahnya mengandung banyak kerikil/brangkal sehingga kita kesulitan membuat lubang resapan biopori. Kita harus minta bantuan  tukang untuk menggali lubang sedalam kurang lebih 60 cm, dengan luas permukaan 60 cm x 60 cm. Tentu saja ini bukan ukuran mutlak, kita bisa membuatnya lebih luas atau bahkan lebih kecil. Penampangnya disemen dan dibuat penutup (lihat gambar). Sumur resapan dapat diisi kerikil, pecahan genting dan sabut kelapa. Atau dapat dibuat sebagai tempat membuat kompos anaerob dengan mengisi sampah dapur dan dedaunan seperti yang dikerjakan bapak Sobirin Supardiyono di rumahnya yang asri , di jalan Alfa no. 92 Bandung.

[caption id="" align="alignright" width="300" caption="sumur resapan 60x60x60cm "][/caption]

Yang paling ideal apabila kita mempunyai lahan adalah menanam pohon. Pohon dengan akarnya yang membentuk jaringan dan menjalar kemana-mana akan membantu tanah menyimpan air. Selain itu pohonpun akan menyejukkan penghuni rumah, membuat suasana rumah nyaman walaupun diluar rumah musim kemarau menjelang dan panasnya begitu menyengat.

[caption id="" align="alignleft" width="300" caption="sumur resapan 1m x 1m x1m"][/caption]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun