Mohon tunggu...
Maria G Soemitro
Maria G Soemitro Mohon Tunggu... Administrasi - Relawan Zero Waste Cities

Kompasianer of The Year 2012; Founder #KaisaIndonesia; Member #DPKLTS ; #BJBS (Bandung Juara Bebas Sampah) http://www.maria-g-soemitro.com/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Yuk, Dukung Perekonomian Indonesia dengan Nyalakan Gen Kreatif Masyarakat!

9 November 2022   13:32 Diperbarui: 9 November 2022   13:35 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
kuda renggong(sumber: maria-g-soemitro.com)

Plak, dung, dung, dung, plak ......alunan gong, terompet, genjring, kemprang, kendang, bedug, ketuk, dan kecrek berkumandang dari ujung jalan. Semula pelan, kemudian semakin bertambah keras seiring kemunculan rombongan tersebut.

Agak sulit melihat jelas, karena dalam sekejap masyarakat setempat memenuhi sepanjang jalan Jalan Cigadung, Kota Bandung. Saya hanya mendapat kesan, mereka sedang mengarak 3 ekor kuda berhias dengan 3 orang anak laki-laku di atasnya.

Di sekeliling kuda, beberapa pria berjoget. Iringan musik bertalu-talu, berasal dari  alat musik yang dipanggul beberapa pria lainnya. Mereka berjalan di belakang kuda, di barisan terakhir.

Sungguh meriah, terlebih tidak hanya kuda yang nampak genit dengan pakaian khusus berwarna-warni. Anak laki-laki yang menunggang kuda pun memakai kostum khusus, lengkap dengan make up menor.

"Pengantin sunat," kata perempuan di sebelah saya. Mungkin dia melihat wajah saya yang terheran-heran. Kok di kawasan yang telah beralih fungsi menjadi pemukiman mewah, masih ditemukan seni budaya tradisional?

Selanjutnya perempuan tadi menjelaskan bahwa penduduk setempat biasa menggelar "kuda renggong"  Tujuannya agar si anak merasa senang dan tidak kesakitan ketika esok dikhitan.

Hmm... kebiasaan yang menarik ya? Juga patut dilestarikan. Agar kesenian "Kuda Renggong" yang berasal dari Dusun Cikurubuk, Kecamatan Buahdua, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat ini tidak punah, tapi terus eksis dan berkembang.

Seperti kehadiran "Kuda Renggong" saat pertama ditemukan oleh Pangeran Aria Soeria Atmadja dari Sumedang. Sang pangeran melihat seorang laki-laki bernama Sipan yang sangat ahli melatih kuda.

Dengan menggunakan suling, Sipan melatih kuda menari dengan gemulai, menggerakkan kaki dan melenggak-lenggokan kepalanya. Di kemudian hari keterampilan ini dinamakan "Renggong" yang artinya kamonesan atau keterampilan kuda menari sesuai irama musik. (sumber)

Apa yang dilakukan Pangeran Aria Soeria Atmadja sangat selaras dengan semangat Adira Finance dalam mendukung perekonomian Indonesia melalui desa wisata ramah berkendara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun