Namun seolah tidak mempedulikan diskriminasi yang mereka terima, para atlet disabilitas berhasil meraih juara umum ASEAN Para Games 2017. Tak heran  Menteri Pemuda dan Olahraga, Imam Nahrawi bersyukur sambil mengatakan keberhasilan tersebut sebagai: "Menebus sekaligus mengobati kegagalan atlet non-disabilitas pada SEA Games 2017." (sumber)
Tak ingin mengulang miskinnya dukungan masyarakat tersebut, Asian Para Games Organizing Committee (INAPGOC) aktif menginformasikan Asian Para Games 2018 pada 20 titik di 16 kota di Indonesia.
INAPGOC merupakan penyelenggara Asian Para Games 2018, yang akan berlangsung di Indonesia  tanggal 6 – 13 Oktober 2018, atau sebulan sesudah Asian Games 2018.
Asian Para Games 2018, perhelatan akbar yang diadakan  empat tahun sekali  ini akan dihadiri sekitar  3.000 atlet penyandang disabilitas dan ofisial dari 43 negara di Asia, anggota dari Asian Paralympic Committee.
Dengan slogan "The Inspiring Spirit and Energy of Asia", APG 2018 hadir dengan 4 misi, yaitu determination, courage, equality dan Inspiration. Keempat misi ini diharapkan dapat memperkenalkan tekad kuat dan kepercayaan diri para atlet dalam menghadapi segala tantangan, baik fisik maupun mental.
Yani dan Ni Nengah Widiasih hanya segelintir penyandang disabilitas yang mendapat kesempatan memupuk bakat dan minatnya. Â Selain mereka, jumlah yang termarjinalkan lebih banyak lagi. Mereka terpaksa diam di rumah, tidak bisa mengembangkan bakatnya. Banyak penyebabnya, mulai dari keluarga yang malu dan menyembunyikan kehadiran mereka hingga infrastruktur/ruang publik yang tidak aksesibel dan angkutan umum yang tidak ramah.
Karena itu  perhelatan akbar Asian Para Games 2018 diharapkan menjadi tonggak sejarah yang dapat meninggalkan warisan fisik, maupun non fisik.
Warisan fisik
 Menurut data Tim Riset LPEM FEB Universitas Indonesia,  estimasi jumlah penyandang disabilitas di Indonesia sebesar 12,15 persen. Yang masuk kategori sedang sebanyak 10,29 persen dan kategori berat sebanyak 1,87 persen (sumber)