Mohon tunggu...
Maria G Soemitro
Maria G Soemitro Mohon Tunggu... Administrasi - Relawan Zero Waste Cities

Kompasianer of The Year 2012; Founder #KaisaIndonesia; Member #DPKLTS ; #BJBS (Bandung Juara Bebas Sampah) http://www.maria-g-soemitro.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Rahmat Jabaril, Mengubah Kampung Kumuh Menjadi Kawasan Wisata

14 Oktober 2017   03:01 Diperbarui: 15 Oktober 2017   09:21 7082
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: Youtube.com/TEDxTalks

Mungkin itu pulalah yang menyebabkan ayah dari Garcia (25 tahun), Tiffani (22 tahun) dan Gibran (20 tahun), mampu menangkap gestur kaum pendatang maupun pribumi Kota Bandung secara utuh. Seperti tutur Rahmat Jabaril, penduduk Kota Bandung sejatinya sudah berasimilasi, budayanyapun saling berakulturasi. Mereka memiliki kebutuhan yang sama akan pangan, sandang dan papan,  kebutuhan bersosialisasi serta dukungan lingkungan untuk tumbuh.

Kota Bandung sebagai kota metropolitan bak gula-gula yang dikerumuni pendatang dari seluruh penjuru negeri. Tujuan mereka boleh jadi berbeda, baik  untuk mencari nafkah, sekolah, maupun hiburan. Yang harus dipahami, para pendatang ini adalah pejuang tangguh yang penuh ide. Apabila tidak ada pengotak-ngotakan antara pendatang yang dimanjakan atau pribumi yang diusir secara halus, maka Kota Bandung akan tumbuh menjadi hunian yang sesuai visi misi Kota Bandung yaitu genah merenah tumaninah (enak, senang, nyaman).

Selasa, 10 Oktober 2017 saya berkesempatan mengobrol dengan Rahmat Jabaril mengenai Kampung Kreatif Dago Pojok. Kawasan yang berhasil membuat nyaman penghuninya, dan membuat wisatawan tertarik untuk berkunjung. Berikut petikannya:

Setelah 6 tahun, bagaimana rasanya melihat keberhasilan Kampung Kreatif Dago Pojok?

Senang pastinya. Tidak semata perubahan kesejahteraan penduduk tapi tumbuhnya rasa memiliki huniannya, lingkungannya. Juga timbulnya nilai serta ide kreatif yang ditularkan pada mereka yang datang.

Apa saja yang bisa dipelajari pendatang Kampung Kreatif Dago Pojok?

Banyak sekali. Mulai dari RT 01 ya, ada pelatihan batik tulis dan elemen estetik.

Kemudian  di RT 02, ada sablon (bukan sablon biasa ya, peserta diajak mengeksplorasi imajinasinya) demikian pula dengan layang-layang, seni patung,  ukiran kayu, perkusi, wayang, puzzle, kerajinan bunga kertas, jaipongan, silat, kaulinan barudak.

Di RT 03, ada pelatihan membatik, gondang, melukis, elemen estetik, dan musik bambu.

Di RT 07, ada sawah, beberapa kolam pemancingan milik warga yang bisa memuaskan keinginan pengunjung untuk memancing dan swafoto

aktivitas seni di sepanjang kawasan (sumber : Kampung Kreatif Dago Pojok)
aktivitas seni di sepanjang kawasan (sumber : Kampung Kreatif Dago Pojok)
Apa yang menjadi pembeda antara Dago Pojok dengan kawasan instagramable lainnya seperti Kampung Pelangi dan Jodipan Malang?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun