Mohon tunggu...
Maria Fransisca
Maria Fransisca Mohon Tunggu... Wiraswasta - Mahasiswi UPH

Berpikir Kritis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Kebebasan dalam Bersosial Media

6 Maret 2021   01:15 Diperbarui: 6 Maret 2021   01:24 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Media digital dan media sosial merupakan sebuah platform yang memberikan kemudahan dan kebebasan penggunanya dalam berkreasi, berekspresi dan berpendapat. Pengguna tidak hanya dapat menerima informasi dan membagikan informasi atau konten, namun media sosial menyajikan fitur-fitur untuk memberikan kesempatan bagi penggunanya untuk menjadi produser  atau pembuat konten media mereka. Ketika menelusuri unduhan para pengguna media sosial, banyak yang mengunduh foto maupun video dengan filter dan editan di sana-sini, ada yang mengungkapkan cuitan dan keluh kesahnya, ada juga yang mengunggah dan memperlihatkan kegiatan keseharian mereka. Semua dapat kita share kepada sesama pengguna media sosial dan juga mereka dapat melihat apa saja yang kita unggah atau posting. Tidak hanya itu, kita juga dapat menyukai, mengomentari dan memberikan pendapat terhadap konten tersebut.

Menyenangkan memang jika kita mendapat banyak interaksi dari sesama pengguna media sosial, apalagi mendapat feedback dan komentar-komentar positif. Namun bagaimana jika justru apa yang kita unggah malah menuai pro dan kontrak, bahkan komentar-komentar yang tidak menyenangkan? Sejauh manakah kebebasan yang diberikan oleh media sosial? Mari kita perhatikan dan pahami lebih jauh lagi.

Kebebasan yang ditawarkan oleh media sosial, ditambah kencangnya arus globalisasi membuat kita tidak menyadari perlunya memberikan batasan-batasan dalam menggunakan media sosial. Ketika seorang pengguna mengunggah suatu konten yang mungkin tidak sesuai dengan pandangan atau suatu budaya sehingga beramai-ramai para pengguna media sosial memberikan komentar-komentar kebencian. Yang lebih menyedihkan lagi, beberapa diantaranya tidak mengerti begitu paham kejadian namun ikut-ikutan melontarkan komentar kejam. Media sosial memang memberikan kebebasan kepada penggunanya untuk lebih kritis dalam berpendapat, namun bukan berarti hal tersebut membenarkan untuk menghakimi orang lain, bahkan mencaci maki dengan komentar pedas. Seringkali kebebasan tersebut dianggap sebagai lampu hijau untuk membenarkan tindakan cyberbullying, pengguna media sosial menjadi kehilangan rasa kemanusiannya dan rasa peduli terhadap sesama.

Padahal media sosial telah menyediakan fitur report atau report and block. Jika kita menemukan sebuah konten dan merasa itu tidak layak dijadikan konten karena melanggar ketentuan-ketentuan tertentu bahkan mengganggu, kita dapat memanfaatkan fitur tersebut sebaik-baiknya, bukan justru malah membagikan atau share dengan pengguna lain dan ramai-ramai menyerang pengguna tersebut. Belum lagi dampak yang diterima dan dirasakan oleh pengguna tersebut secara mental karena menerima komentar buruk. Menurut saya seperti apa pun kontennya, tidak membenarkan segala bentuk tindakan cyber bullying.

Ayo jadilah pengguna media digital dan media sosial yang cermat dan bijak. Jangan biarkan media sosial yang mengontrol kita, tetapi kita yang harus mengontrol dan membatasi diri dalam penggunaannya. Masih banyak kok hal-hal positif yang bisa kita share kepada sesama pengguna media sosial lainnya. Bagaimana menurut anda? 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun