Hari-hari selanjutnya serasa membahagiakan bagi kedua insan. Mereka melebur dalam kegiatan gereja, bersama-sama mendampingi para OMK. Tak terasa waktu berjalan hampir setahun. Sampailah di ujung waktu bagi Frater untuk kembali ke biara karena tugas sudah usai. Frater Odi menyadari kemanusiaannya tidak bisa dibohongi, dia sangat mencintai Maria. Tapi di sisi lain ada sinar putih yang menyinari hatinya. Memberikan kedamaian jiwa. Ada pesan mama yang berharap Odi kelak menjadi seorang pastor.
Maria menyadari bahwa mereka tidak mungkin bersatu. Tuhan sudah menentukan jalan kepada mereka berdua dengan jalan yang berbeda. Memang ada pepatah mengatakan, Cinta tidak harus memiliki. Malam itu Maria mengambil secarik kertas, kemudian dia goreskan pena. Air mata menetes, tapi hati Maria mencoba untuk tegar,
Ytk. Fr. Odi
Â
Berkah Dalem
Mohon maaf atas hadirnya kertas putih ini, Maria tahu Frater Odi besok sore akan kembali keÂ
Kupang. Terima kasih sudah mengisi hari-hari Maria dengan keceriaan frater. Sudah membantuÂ
kegiatan OMK. Sudah ikut meringankan tugas pelayanan di gereja kami. Cinta memangÂ
terkadang aneh, penuh misteri, muncul tiba-tiba. Kita manusia tidak mampu mencegahnya. TapiÂ
cinta terkadang tidak bisa saling memiliki. Maria menyadarinya.
Frater, teruskan perjalananmu menuju ke altar. Aku akan tetap mendoakanmu.