Mohon tunggu...
Herlina Hesti
Herlina Hesti Mohon Tunggu... Guru - Hesti

Less is more💓

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Kita Tidak Ditentukan oleh Masa Lalu

16 Juli 2022   20:44 Diperbarui: 16 Juli 2022   21:00 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Setiap orang yang memiliki anak pastinya menginginkan anaknya berkarakter yang baik, dimana bisa dengar-dengaran sama orang tua, tahu menghargai orang lain, dan tentunya bangga jika anak tersebut menjadi orang yang sukses dengan kepribadian yang baik.

Di bidang pendidikan zaman sekarang juga sudah menerapkan pentingnya mendidik anak selain menjadi pribadi yang cerdas dan juga memiliki kepribadian yang baik, hal tersebut didukung dengan Undang-undang perlidungan anak. Dengan begitu banyak sekali metode yang digunakan dalam pembelajaran untuk mencapai tujuan tersebut. 

Para guru dituntut untuk mengajar tanpa menggunakan kekerasan, dan tentunya memberikan keteladan yang baik kepada anak agar anak didik bisa bercermin kapada sang guru tersebut.

Menyikapi hal tersebut di atas ada beberapa guru merasa kesulitan mengajar tanpa menggunakan kekerasan baik secara fisik maupun verbal, karena faktor kebiasaan. 

Maka tugas tambahan guru adalah mencari cara dan berusaha dengan keras untuk melatih dan mengubah pola pikirnya agar bisa mengajar dengan baik, mengola kata dengan baik, agar bisa mengatasi kelalaian atau kesalahan siswa/i tersebut, sehingga tidak melukai perasaan mereka. 

Tentunya dengan harapan besar agar siswa/i tersebut bisa menjadi pribadi yang sukses dengan karakter yang baik. 

Memang kita belum bisa melihat perubahan  siswa/i tersebut sekarang tapi kemungkinan Lima atau Sepuluh tahun kedepan kita bisa melihat dengan bangga kesuksesan anak didik. Baik itu sebagai orang tua maupun sebagai guru.

Lalu apa kabar siswa zaman sebelumnya menghadapi pelajaran dengan guru yang killer atau guru yang mendidik dengan kekerasan, dari siswa yang memiliki didikan dengan guru yang keras pun mereka bisa menjadi orang yang sukses. 

Ada beberapa guru yang menceritakan pengalamannya mendapatkan kunjungan dari mantan anak muridnya yang sudah menjadi orang sukses untuk mengucapkan terimakasi atas didikannya sehingga sekarang dia kemudian menjadi seorang yang sukses, ada siswa lain yang terlihat sangat membenci gurunya karena perlakuaan guru tersebut dengan menunjukan sikap acuh tak acuh saat bertemu dengan guru yang dulunya sering menggunakan kekerasan kepadanya.

Beberapa orang tua mengajaran anaknya sejak usia dini untuk bekerja membantu orang tua dalam mengerjakan pekerjaan apapun itu, anak sudah diberikan tanggung jawab melakukan pekerjaan, beberapa anak tumbuh menjadi pribadi pekerja keras dan setelah sukses mereka menceritakan dengan penuh rasa syukur mengenai didikan orang tua untuk bekerja keras.

Kita sering mendengar beberapa orang tidak bisa berubah karena rasa trauma yang dialami seseorang pada masa lalunya, mereka menjadi pribadi yang minder, takut, marah dan perasaan buruk lainnya. Sebagian orang mulai melihat apa yang telah terjadi pada masa lalunya dan mulai menyalahkan orang yang menjadi penyebabnya berperilaku buruk. Namun ada beberapa orang yang mengalami hal yang sama malah mengambil pelajarannya dan berubah menjadi lebih baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun