Mohon tunggu...
mari membaca
mari membaca Mohon Tunggu... Penulis - Budayakan membaca

Mari membaca, pun suka atau tidak

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Bantahan Demokrat atas BPN, SBY Minta Prabowo Sampaikan Hal Baik Bukan Politik

10 Juni 2019   10:55 Diperbarui: 10 Juni 2019   11:21 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Perseteruan Partai Demokrat dan Prabowo dkk, soal pernyataan "blunder" mengenai pilihan politik mendiang Ani Yudhoyono terus berlanjut.

Partai Demokrat menilai konyol pernyataan BPN Prabowo Subianto-Sandiaga Uno yang buka-bukaan soal latar belakang mengapa sang capres mengungkap pilihan politik Ani Yudhoyono itu.

Partai Demokrat menyebut BPN Prabowo-Sandiaga tak bisa membedakan mana kebaikan dan mana politik.

Sebelumnya, BPN mengungkapkan apa yang disampaikan Prabowo itu adalah informasi langsung dari SBY. Katanya, SBY sendiri yang minta agar Pak Prabowo testimoni tentang kebaikan Bu Ani.

Hal itu dibantah oleh Kadiv Hukum dan Advokasi Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean.

Menurutnya, kala itu SBY meminta Prabowo  untuk menyampaikan kenangan baik dari mendiang istrinya Ani Yudhoyono. Bukan meminta Prabowo mengungkapkan pilihan politik Ibu Ani.

Keduanya adalah hak yang berbeda. Membedakan politik dengan hal baik, serta kebaikan saja Prabowo ternyata tak mampu.

Inilah yang membuat pihak SBY kecewa. Partai Demokrat pun turut tersinggung dengan pernyataan blunder Prabowo yang mengungkit pilihan politik di saat berduka itu.

Diakui Ferdinand, memang pada pertemuan itu ada pembicaraan politik, tetapi itu untuk konsumsi internal saja. Tidak perlu disampaikan ke publik.

Membuka percakapan internal ke publik, sebagaimana dilakukan oleh Prabowo itu sungguh tidak patut. Karena pilihan politik itu bukanlah konsumsi publik.

Apalagi disampaikan dalam suasana duka. Inilah yang perlu diperhatikan oleh Prabowo, dkk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun