Beberapa waktu lalu, Ketua Umum PPP Muhammad Romahurmuziy (Romi) terkena Operasi Tangkap Tangan (OTT) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Surabaya, Jawa Timur. Lantas banyak pihak yang kemudian mengaitkan kasus tersebut dengan kontestasi Pilpres 2019 ini.
Benarkah itu berkaitan? Jelas tidak. Meskipun Romi merupakan anggota TKN Jokowi-KH. Maruf Amin, namun kasus korupsi yang dilakukan oleh Romi itu tak ada kaitannya sama sekali dengan Jokowi ataupun KH. Maruf Amin.
Toh, urusan perkara korupsi itu tak ada sangkut pautnya dengan pencapresan sama sekali. Menurut KPK itu terkait dengan pengisian jabatan di Kemenag. Oleh karena itu, tidak tepat bila mengaitkan antara keduanya.
Hal ini dibenarkan oleh Cawapres KH. Maruf Amin. Menurutnya, kasus korupsi yang menjerat Romi merupakan urusan pribadi. Perkara yang menjeratnya pun juga di luar urusan pencapresan.
Untuk itu, masyarakat sebaiknya bisa membedakan mana yang memang urusan pribadi, dan mana yang memang berkaitan dengan urusan Pilpres.
Lebih lanjut, Kiai Ma'ruf menyampaikan bahwa penangkapan Romi membuktikan Jokowi yang juga calon petahana tidak mengintervensi hukum. Ia menyebut Presiden Jokowi sangat mendukung upaya penegakan hukum, baik oleh lawan maupun kawan.
Penangkapan Romahurmuziy oleh KPK ini juga bukan merupakan kegagalan pemerintahan Jokowi. Hal tersebut justru menunjukkan bahwa pemberantasan korupsi di era Jokowi semakin intens.
Karena di pemerintahan sebelumnya bukan tidak ada korupsi tetapi tidak terdeteksi. Sehingga korupsi merajalela.
Sementara di era Jokowi, semua korupsi itu disikat habis, baik dilakukan oleh kawan dan lawan. Ini membuktikan bahwa pemerintahan Presiden Jokowi tidak tebang pilih sama sekali.
Dengan kasus tertangkapnya Romi, kita bisa belajar untuk adil sejak dalam pikiran. Kita harus bisa berpikir obyektif dengan mengurai mana yang benar dan salah.