Mohon tunggu...
Marhento Wintolo
Marhento Wintolo Mohon Tunggu... Arsitek - Pensiunan Dosen

Ayurveda Hypnotherapist

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Pikiranlah Pencipta Tubuh Kita

14 November 2024   06:30 Diperbarui: 14 November 2024   06:35 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : Pngtree

Selama ini kita pikir bahwa Tuhan yang menciptakan tubuh kita, namun sesungguhnya kekuatan pikiran kitalah yang menciptakannya. Tentu setiap pikiran setiap manusia yang menciptakan, bukan Tuhan. Memang Dia yang menciptakan pada bentuk kita yang pertama sekali. 

Ingatlan bahwa dalam salah satu kita suci yang pernah dituliskan seorang suci menyebutkan bahwa percikan Nya ada dalam setiap orang atau makhluk ciptaan-Nya. Sehingga ada istilah bahwa Tuhan lebih dekat dari urat leher, dengan kata lain sesungguhnya antara perciban Dia dan manusia tirai ada keterpisahan. Pertanyaan berikutnya, "Mengapa pikiran manusia yang menciptakan tubuhnya sendiri?"

Dia tau Tuhan maha meliputi serta juga Maha Ada, dengan demikian dapat dikatakan atau memang merupakan suatu kepastian bahwa tidak satu pun makhluk atau bentuk benda yang tidak di luar Nya. 

Mungkin bila sulit membayangkan, ibarat ikan dalam kolam atau air, ikan berada dalam kolam, tetapi dalam tubuh ikan juga ada air. Nah bedanya, air dalam ikan membentuk ikan, sedangkan air di luar ikan tidak berbantuk.

Bila masih sulit membayangkan, matahari memancarkan cahaya, dalam rumah tau kamar kita terang karena ada sinar matahari. Matahari adalah sumber atau ibarat Tuhan, Cahaya matahari tidak mungkin ada tanpa sumber, matahari. Jadi tidak ada keterpisahan antara matahari dan cahayanya. Sinar merupakan percikan Ilahi yang ada dlm tubuh atau setiap makhluk. Singkat kata, tiada sesuatu pun di luar Dia. Lantas mengapa Dia mengurusi tau berurusan dengan manusia?

Dia tidak memihak satu pun ciptaan-Nya. Tanpa kehadiran-Nya tidak bisa eksis di dunia. Bagaikan Cahaya lampu, tanpa ada lampu, panggung pertunjukan tidak berjalan. Cahay tidak memiliki keberpihakan terhadap pemain, demikian pulan Tuhan. 

Dengan demikian, istilah bahwa Tuhan mencobai kita merupakan kesalahan total. Namun bisa juga bila kita anggap bahwa Tuhan begitu 'kepo' alias tidak ada kerjaan sehingga mencobai manusia.   

Ketika si Jiwa Individu tau sinar memasuki tubuh manusia, namun sesungguhnya bukan Bermuda dari manusia, sinar ini ada sejak awal, yaitu dari bentuk satu sel, kemudian terus berevolusi, dan akhirnya berwujud manusia. Dengan kata lain, manusia merupakan bentuk akhir bagi sang Jiwa Individu untuk mengalami kehidupan di bumi.

Sejak dari bentuk sel, sampai hewan berkaki 4, evolusi terus berkembang tanpa pengulangan. Ini terjadi karena belum ada pikiran sekomplek manusia. Namun ketika jadi manusia, baru terjadi kehidupan yang berulang kali.  Ini disebabkan oleh pikiran manusia yang sudah memiliki emosi serta keinginan atau emosi. Kemarahan, irihati, kebencian, cita, semuanya berupa emosi.

Nah yang disebut roh adalah gugusan pikiran serta perasaan. Roh tidak pernah hilang, karena pikiran serta perasaan manusia juga tidak pernah punah. Ketika meninggal dunia, yang lenyap atau terurai adalah tubuh kita. Roh yang memiliki segudang keinginan serta obsesi, dan juga emosi tetap eksis. Inilah yang kita sebut tubuh halus atau suksma sarira.

Pikiran, perasaan serta segudang obsesi harus lahir kembali. Roh ini membentuk tubuh sebagaimana yang diinginkan. Pikiran menciptakan otak serta tubuh sesuai keinginannya. Sang Jiwa Invade atau sinar Ilahi tetap eksis, ia netral adanya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun