Mohon tunggu...
Gusti Ayu Made Mas Marhaeni
Gusti Ayu Made Mas Marhaeni Mohon Tunggu... -

21 years old ; Hindu ; Denpasar - Bandung ; Aquarian ; Fresh Graduated from Telkom Institute of Management

Selanjutnya

Tutup

Money

Wartegg Test, antara Keinginan dan Kejujuran

1 Mei 2013   23:04 Diperbarui: 24 Juni 2015   14:17 5696
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13674241701561341051

Dalam proses seleksi karyawan baru, masing-masing perusahaan memiliki tahapan-tahapan yang berbeda. Namun dari semua tahapan yang harus dilalui calon karyawan tersebut, keberadaan test psikologi – atau kerap disebut psikotest – adalah hampir pasti, walaupun urutan pelaksanaannya mungkin berbeda. Menurut Prasetyono (2011:11), pimpinan perusahaan percaya bahwa seleksi dengan menggunakan tes psikologi akan memperlakukan para calon yang disarankan dengan baik dan dapat berkembang dengan baik dalam bekerja. Psikotest merupakan suatu pemeriksaan psikologis dengan alat-alat ukur tertentu (dalam bentuk soal-soal tes) yang diciptakan oleh para pakar psikologi, untuk membedakan perilaku seseorang dengan orang lain. Tes tersebut dapat berbentuk tertulis, visual, atau evaluasi secara verbal yang teradministrasi untuk mengukur fungsi kognitif dan emosional.

Salah satu tools psikotest yang terkenal adalah tes melengkapi gambar atau Wartegg test. Dalam test ini, akan diberikan selembar kertas dengan delapan kolom berisi titik, garis, maupun bentuk lain sehingga masing-masing kolom memiliki satu bentuk untuk kemudian kita melengkapinya agar menjadi satu gambar yang utuh. Setelah selesai melengkapi gambar, peserta test pun diminta untuk memberi tanda urutan gambar yang diselesaikan pertama kali hingga terakhir, serta gambar mana yang dianggap paling mudah, sulit, disukai, dan tidak disukai.

Sebelum mengikuti psikotest, seperti sudah menjadi keharusan bagi calon karyawan untuk mempersiapkan diri menghadapi soal-soal psikotest, tak terkecuali untuk Wartegg Test. Banyak buku latihan soal psikotest yang memuat tips dan trik untuk dapat lolos seleksi psikotest. Namun, persoalannya akan jadi berbeda ketika banyak buku yang menyarankan apa yang semestinya dilakukan peserta psikotest untuk dapat melalui Wartegg test dengan baik. Padahal, tes ini bertujuan untuk mengetahui kepribadian calon karyawan dengan sebenar-benarnya. Ketika calon karyawan telah memperoleh input berupa informasi yang diperoleh melalui buku-buku psikotest, kecenderungan untuk mengikuti tips dan trik tersebut akan semakin tinggi, sebanding dengan besarnya keinginan mereka untuk dapat melalui tes ini dengan harapan dapat diterima sebagai karyawan di perusahaan yang diinginkan.

Memang dilematis, antara keinginan calon karyawan untuk dapat lulus tes ini dan keharusan mengikuti tes dengan jujur untuk mengetahui kepribadian calon karyawan yang sebenarnya. Tentu ada risiko yang dihadapi calon karyawan dengan mengikuti apa yang disarankan dalam buku psikotes. Ketika hasil yang ditunjukkan dalam Wartegg test justru berbeda jauh dengan rangkaian psikotes lainnya, tentu para tester mengetahui adanya ketidakjujuran ketika melengkapi gambar yang diminta. Atau ketika nantinya calon karyawan dapat lolos tes dengan mengikuti apa yang disarankan buku psikotes namun bertentangan dengan kepribadiannya sendiri, mungkin calon karyawan tersebut memperoleh pekerjaan yang baik di perusahaan. Namun, seringkali seiring berjalannya waktu akan muncul hal-hal yang dirasa tidak nyaman, sebagai output dari kepribadian yang sebenarnya berbeda dengan hasil yang ditunjukkan saat psikotest.

Mungkin risiko-risiko tersebut yang mendasari para tester psikotest ini untuk memberi pengarahan sebelum test dimulai. Umumnya para tester akan mengatakan bahwa dalam pelaksanaan psikotest, pengetahuan-pengetahuan yang calon karyawan peroleh melalui buku-buku psikotes harap tidak diterapkan dalam test yang akan diikuti karena tujuan sesungguhnya dari psikotes adalah untuk melihat potensi dalam diri calon karyawan, bukan untuk tampil sebagai sosok dengan personalitas ideal yang diharapkan. Untuk itu, kejujuran dalam melakukan tes ini sangat diperlukan.

Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun