Mohon tunggu...
Margo Teguh S
Margo Teguh S Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Konsep Otoritas Politik Max Weber

15 September 2018   15:53 Diperbarui: 15 September 2018   16:10 11694
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi : kaskus.co.id

Ruang lingkup pembahasan politik selalu berkaitan dengan kepentingan orang banyak yang di dalamnya terdapat kebijakan yang dibuat oleh pemerintah selaku pemegang otoritas dalam pemerintahan. Dalam hal ini, proses perumusan kebijakan selalu melibatkan kondisi realitas manusia sebagai masyarakat yang sedang terjadi pada saat itu. Sehingga, proses pengambilan kebijakan sesuai kondisi riil yang terjadi dalam masyarakat. 

Menurut Kusumohamidjojo (2014: 9) pemahaman politik dapat diartikan sebagai urusan perilaku manusia yang bertujuan untuk kebersamaan hidup dalam kerangka pemerintahan. 

Tentunya dalam perencanaan terkait proses pelibatan aspek kehidupan masyarakat, lembaga  pemerintahan memiliki otoritas dalam melihat secara menyeluruh bidang kehidupan masyarakat yang meliputi sosial, ekonomi, politik, hukum dan budaya. Sehingga, di dalam negara yang demokrasi selalu mengutamakan keterlibatan masyarakat yang menjadi subjek dalam kedaulatan negara.

Dalam prosesnya, politik banyak dimaknai sebagai kekuasaan dan legitimasi. Bahkan tahap sederhana pun dalam kehidupan manusia sudah terjadi proses politik tanpa disadari. Contohnya, seorang ayah menyuruh istrinya untuk membuatkan secangkir kopi baginya. Hal tersebut merupakan proses sederhana akan adanya politik dalam tahap kekuasaan. 

Menurut Maran (2001:190) Max Weber mendefinisikan kekuasaan sebagai kecenderungan seseorang untuk berperilaku sesuai kehendaknya. Gejala tersebut bersifat alamiah, karena pada hakikatnya manusia sebagai makhluk sosial tidak terlepas akan kepentingan dirinya terhadap orang lain.

Namun, konsep kekuasaan dan otoritas dalam pandangan Max Weber timbul adanya perbedaan makna meskipun tujuannya sama. Kekuasaan dimaknai sebagai kekuatan atau paksaan, sedangkan otoritas berkaitan dengan proses pengambilan keputusan dan tidak berkaitan dengan kekuatan. 

Kondisi kehidupan Weber pada abad ke-19 dengan tumbuhnya kapitalisme modern menyebabkan situasi masyarakat mengalami banyak perubahan dengan adanya peningkatan besar-besaran industri dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang pesat menjadi objek kajian Max Weber terhadap perubahan tersebut.

Konsep otoritas dan kekuasaan

Otoritas

Istilah otoritas dapat diartikan sebagai wewenang yang diberikan secara sah kepada seseorang, kelompok ataupun instansi untuk patuh terhadapnya karena didukung oleh norma dan peraturan yang dibuat. Menurut Hamid (2011:47) otoritas mengacu pada hubungan formal antara pembuat kebijakan dengan warga negara. Sedangkan, menurut Hidayat (2013: 569) otoritas dimaknai sebagai kekuasaan yang dilembagakan berkaitan dengan negara. 

Sehingga, keberadaan sebuah otoritas sangat penting dalam kehidupan bernegara melihat adanya keselarasan sosial yang timbul dengan dibuatkannya peraturan dan norma bagi rakyat maupun negara, agar pemerintahan dapat berjalan dengan baik dan sejahtera. Contoh sebuah otoritas dalam pandangan Max Weber seperti pemimpin dalam sebuah organisasi yang dipilih secara sukarela oleh anggotanya karena diyakini dapat memberikan pengaruh dalam berjalannya organisasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun