Mohon tunggu...
Pencari Postulat Kebahagiaan
Pencari Postulat Kebahagiaan Mohon Tunggu... Lainnya - orang gila

silakan dibuang

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Titik Temu Antara Filsafat dan Agama

1 Juni 2021   09:46 Diperbarui: 1 Juni 2021   10:19 1453
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Titik Temu Filsafat dan Agama, adakah?  

Filsafat adalah cara manusia untuk mendapatkan sebuah kesimpulan mengenai hakikat segala sesuatu. Kesimpulan tadi didapatkan dengan cara bermacam-macam. Menarik sebuah permasalahan, menanggapi sebuah data, mencari perbandingannya dengan formula-formula yang sebelumnya sudah digunakan kemudian mencari solusi dari permasalahan yang terjadi. Hal inilah yang membuat filsafat menjadi induk atau ibu dari segala ilmu pengetahuan. Tidak hanya untuk Social Science tapi juga untuk Physic dan Mathematical.

Dari sinilah sebenarnya sejarah peradaban manusia itu mengalir. Manusia dengan segala pemikirannya bekerja dan berdaya upaya agar dapat mengalahkan alam. Membuat alam menjadi tunduk kepada keberadaannya atau eksistensi-nya. Matematika sebagai teori murni yang mampu membuat sebuah formula dipakai dalam berbagai situasi dan kondisi tanpa batas ruang dan waktu. Sedangkan fisika merupakan matematika terapan yang membuat rumus-rumus atau formula-formula tadi menjadi berguna.

Paling menarik adalah Social Science atau ilmu pengetahuan sosial. Termasuk di dalamnya adalah Sosiologi, Politik, Sejarah, Psikologi dan segala macamnya. Selanjutnya yang menjadi persoalan adalah Agama? Agama yang menjadi tuntunan atau pedoman hidup sebagian manusia apakah termasuk sebagai Social Science atau Natural Science yang bersifat sama sama Physic dan Mathematical?

Sebenarnya perdebatan masalah Agama tiada akan pernah selesai atau menemui ujung. Sebuah formula kebenaran yang hakiki dimana sudah tiada lagi pertanyaan yang timbul. Sebuah kesimpulan kebenaran yang diterima secara ikhlas dan sadar oleh seluruh manusia. Tidak hanya sebagian oleh penduduk bumi ini. Di balik kenyataannya Agama yang seperti itu, ada baiknya memasukkan agama sebagai Social Science dengan segala tingkat kesakralan dan kesuciannya.

Mungkin dengan tulisan ini, penulis akan dihujat habis-habisan. Tapi tidak peduli. Pada saat sebuah kritik bahkan cacian itu terlontar dari manusia lain. Ada kesempatan untuk penulis memperbaiki sudut pandangnya. Diharapkan dari hal tersebut terciptalah sebuah sudut pandang pemikiran yang bisa secara sempurna, bulat dan utuh untuk digunakan penulis sebagai modal untuk menjalani kehidupannya.

Di sini penulis ulangi bahwa Agama termasuk ke dalam Social Science. Di meja civitas akademis setiap dictum dan dogma harus dihilangkan kesucian dan kesakralannya. Dicacah habis tanpa ampun.

Titik Temu?

Agama berasal dari bahasa sansekerta dimana A adalah tidak, sedang Gama adalah kacau atau kocar-kacir. Bila digabungkan maka Agama adalah tidak kacau atau tidak kocar-kacir. Dari sejarah bisa dilihat bahwa Agama selalu menjadi alasan penting terjadinya sebuah moment atau kejadian. Hal ini diyakini secara bulat dan utuh oleh setiap pemeluk yang meyakininya. Tanpa boleh bertanya atau mengkritik segala hal yang ada. Termasuk di dalamnya adalah larangan dan perintah Tuhan yang tercantum di dalam kitab suci.

Agama dengan kitab sucinya selalu memberikan semangat, spirit atau ghirah bagi setiap insan manusia yang mempercayainya. Kebaikan, keikhlasan serta ketulusan mengalir deras di dalam setiap kalimat di dalam kitab suci masing-masing agama. Hal ini menjadi sebuah nilai yang unik dan istimewa. Bahwa setiap Agama saling memberikan hal yang baik dan bermanfaat meskipun tidak mempercayai atau menuhankan hal yang sama.

Kemudian di samping Agama tadi berdirilah sebuah bangunan rumah kokoh, besar dan megah pula bernama Filsafat. Filsafat sebagai sebuah produk atau hasil karya dari jerih payah manusia tadi berusaha selalu memberikan manfaat yang baik bagi setiap permasalahan yang timbul dari sejarah kehidupan manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun