Mohon tunggu...
Melly Feyadin
Melly Feyadin Mohon Tunggu... Lainnya - Blogger

Blogger. https://www.melfeyadin.web.id/

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Pernah Menyerah tapi Itu Masa Lalu

15 Desember 2017   01:39 Diperbarui: 15 Desember 2017   01:49 691
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setiap orang pasti pernah melewati masa-masa sulit, yang seperti  terasa dunia ini nggak adil sama sekali untuk kita tinggali. Lalu sekian  pertanyaan bermunculan; mengapa Tuhan menciptakan dan membuat hidup  saya seperti ini-seperti itu, mengapa harus saya yang menjalani  kehidupan seperti ini, mengapa harus saya mendapatkan cobaan dan ujian  ini. Dan seribu pertanyaan lain. Yang sebenarnya nggak perlu jawaban,  andai saja kita mau sedikit berpikir dan mengambil hikmahnya dari setiap  sisi kehidupan yang kita jalani.

Dulu, saya hampir pernah  menyerah dengan salah satu ujian yang datang di dalam hidup saya. Tapi,  suatu hari saya membaca sebuah buku, saya lupa judulnya, bukunya  pemberian seseorang. Isinya kurang lebih meyakinkan saya untuk jangan  pernah menyerah, jangan menyerah, Tuhan memberikan kita ujian karena Dia  tau kita mampu melewati semua itu. Karena saat itu saya pernah ingin  memutuskan mengakhiri saja semuanya (bunuh diri). 

Setiap ujian  itu adalah pelajaran, dari situ kita tau seberapa besar kemampuan kita  untuk bertahan. Nasehat-nasehat seperti ini "Tetaplah berusaha dan  berdoa dan jangan berputus asa" saya pegang kuat-kuat untuk melawan  ketakutan, kelemahan diri saya sendiri. Karena saya pun perlahan-lahan  mulai berpikir untuk memupuk kepercayaan diri lagi, bahwa ada banyak  orang di luar sana yang hidupnya lebih 'sial' dari hidup saya saat itu.


Ah, jadi ngelantur kemana-mana, ya. Sebenarnya saya menuliskan cerita di atas karena teringat kata-kata dari Kikuo Ibe-San, Father of G-Shock,  yang hadir pada Media and Blogger Gathering di Decanter Wine and Food,  Plaza Kuningan, Jakarta, 7 Desember yang lalu. Yang berbagi cerita  perjuangannya dia mengembangkan produk jam tangan dengan nama G-Shock.  Ada satu kalimat yang saya ingat betul yang dia bagi tentang semangat.  Jangan pernah menyerah, walaupun bertemu masalah besar yang sedang kita  hadapi.

Dulu sekali, sebelum muncul jam tangan G-Shock yang tahan  banting seperti sekarang, Ibe-san dihadapkan pada sebuah tantangan dalam  membuat dan mengembangkan jam tangan yang dia miliki agar tahan banting  di segala suasana. Inspirasinya datang ketika jam tangan pemberian  ayahnya jatuh berkeping-keping di lantai. Padahal jam tangan tersebut  benda yang sangat penting yang ia miliki. Dari situ Ibe-san bertekad  kuat mencari tau bagaimana caranya agar sebuah jam tangan bisa kuat dan  tangguh agar tak pecah saat terjatuh.

Berkali-kali ia mencoba  satu-satu setiap material yang menjadi bahan lapisan jam tangan. Namun  berkali-kali pula ia gagal dalam bereksperimen, dan ada saja kendala  yang membuatnya hampir putus asa. Namun, setelah 2 tahun penuh Ibe-san  akhirnya berhasil mendapatkan inovasi desain yang tahan banting seperti  jam tangan G-Shock yang ada sekarang.

Pada gathering hari itu  memang mengangkat tema tentang semangat pantang menyerah dari seorang  Ibe-San dan juga berkenalan dengan inovator-inovator muda Indonesia,  yang berhasil mengembangkan aplikasi-aplikasi yang bermanfaat untuk  anak-anak jaman sekarang. Hari itu selain, Ibe-san, ada 3 narasumber  yang ikut berbagi semangat dalam menciptakan inovasi inovasi dalam  perkembangan teknologi masa kini.

Pertama, Irzan Raditya, co  founder dari kata.ai. Yang berinovasi dalam mengembangkan platform  berkomunikasi berbasis chatbot dengan memanfaat teknologi artificial  intelligence (AI). Platform ini bisa digunakan oleh merek dagang atau  korporat yang ingin aktif berinteraksi dengan para pelanggannya. Irzan  pun sama seperti Ibe-san, suka berinovasi untuk membuat sebuah platform  yang memudahkan masyarakat jaman modern seperti sekarang, yang semuanya  serba digital. kata.ai ini bisa dibilang asisten pribadi, bisa  mengartikan kata slang atau gaul.

Lalu ada Bahaso.com awalnya saya  pikir ini platform untuk belajar bahasa daerah, karena huruf terakhir  yang digunakan oleh si pengembang adalah O, yang bisa saja bahaso  diartikan sebagai satu kata dari pulau Sumatera, dari bahasa menjadi  bahaso. Namun ternyata bukan, bahaso dikembangkan untuk menjawab  kebutuhan anak-anak sekarang yang ingin belajar bahasa asing melalui  online namun dengan aksesibilitas tinggi, punya sertifikat.

Tyovan  Ari Widagdo, founder sekaligus CEO Bahaso.com ini mengatakan, bahwa  Bahaso dibuat bertujuan untuk meningkatkan kualitas SDM Indonesia dalam  menghadapi persaingan global. Karena Bahasa Inggris itu penting, tapi  sekarang kita bisa belajar secara online tanpa harus bertatap muka  dengan guru bahasanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun