Mohon tunggu...
margareza nadia
margareza nadia Mohon Tunggu... Lainnya - Call me Nadya

Manusia itu sudah pasti punya bakat dan kelebihannya masing-masing. Jangan menyesali apa pun kesalahan yang tak sengaja diperbuat, sebab itu hanya akan menjadi bumbu dalam proses kesuksesan mu.

Selanjutnya

Tutup

Money

New Normal sebagai Solusi Pemerintah Menghadapi Krisis Ekonomi di Tengah Pandemi

29 Mei 2020   10:41 Diperbarui: 29 Mei 2020   10:36 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Seperti yang sudah diketahui bahwasannya Indonesia akan menerapkan sistem New Normal di tengah pandemi COVID-19 yang masih mewabah saat ini. Tentu saja ini akan menuai pro dan juga kontra dalam menanggapi penerapan sistem ini. Baik dalam aspek politik, pendidikan maupun dalam aspek perekonomi baik dalam aspek perekonomi konvensional maupun perekonomian syari'ah.

Lalu penerapan new normal ini apakah menjadi kabar baik untuk perekonomian baik konvensional maupun syari'ah?  Menurut Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Yusuf Rendy Manilet, ini tergantung pada kesiapan kita untuk hidup berdampingan dengan virus Corona yang sampai saat ini pun belum di temukan vaksinnya. Menurutnya penerapan new normal di tengah pandemi COVID-19 ini ibaratkan dua mata uang, ada potensi meningkatnya perekonomian, tetapi ada pula risiko meningkatnya kasus positif virus Corona.

Bukan tanpa alasan pemerintah memutuskan mengambil langkah untuk menerapkan new norman di tengah pademi ini. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menuturkan alasan new normal diterapkan dari sisi ekonomi adalah supaya bisa menekan jumlah korban PHK dan mencegah resesi. 

Namun tak semua daerah akan menerapkan sistem ini, sebab ada beberapa syarat yang harus di penuhi suatu daerah agar bisa menerapkan sistem new normal tersebut. Salah satu syarat tersebut adalah berdasarkan angka reproduksi dasar wabah (R0). Syarat ini menjadi syarat mutlak yang ditetapkan oleh pemerintah. Tolak ukur angka reproduksi R0 pada waktu t (Rt) ini harus di bawah 1. Penerapan new normal ini ada di tangan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yang akan menetapkan pelaksanaannya dan pengakhirannya.

Ditengah kebijakan pemerintah dalam memutuskan penerapan new normal ini, lembaga-lembaga keuangan syari'ah pun sudah mengambil langkah untuk bersiap menghadapi penerapan ini dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan. Salah satunya yaitu BRI Syariah, BRI Syariah sebagai lembaga jasa keuangan syariah sudah mempersiapkan dalam penerapan new normal dalam pengoperasionalan nya. 

Antara lain pemberlakuan protokol pencegahan di semua kantor BRI Syariah, penyesuaian jam operasional layanan, dan juga pemanfaatan teknologi untuk menunjang kinerja. BRI Syariah sangat mewajibkan para pekerja nya dan para nasabah untuk selalu menggunakan masker, melakukan pembatasan jarak minimal 1 meter, mencegah kerumunan para nasabah, memonitor kesehatan semua karyawan dan memastikan yang bertugas di kantor dalam kondisi sehat. BRI Syariah juga sudah menyiapkan Aplikasi I-Kurma yang sudah diluncurkan sejak tahun 2019 yang bisa memangkas waktu proses pengajuan pembiayaan nasabah untuk tenaga pemasar pembiayaan secara signifikan.

Nama                           : Nadya Marga Reza

NPM                             : 1851030123

Asal Univ                    : UIN Raden Intan Lampung

Fakultas                      :Ekonomi Dan Bisnis Islam

Jurusan/Kelas          : Akuntansi syariah E/IV

Mata Kuliah              : Manajemen Keuangan Syariah

Dosen Pengampu   : Muhammad Iqbal Fasa, M.E.I

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun