Mohon tunggu...
Duwi Leksono Edy
Duwi Leksono Edy Mohon Tunggu... Guru - Chemical Teacher

Chemical Teacher

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Dosen UM Menerapkan Teknologi Tepat Guna bagi Masyarakat Produksi Chasis Trail

16 November 2019   17:52 Diperbarui: 16 November 2019   17:54 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penerapan alat oleh Tim Pengabdian masyarakat kegiatan kepada mitra di Bengkel "TrelWork" (kiri-kanan: Fakris, Dr. Aminnudin, Yanuar, Ahsin)

Dewasa ini, minat pengguna motor trail mulai mengalami peningkatan ditandai dengan banyak bermunculan komunitas pengguna motor trail yang tak hanya berisikan pembalap/crosser saja tetapi juga masyarakat umum yang tertarik mengunakan motor trail baik untuk kendaraan keseharian maupun untuk olahraga off road yaitu melampiaskan adrenalin di medan yang berat bahkan sekarang dianggap sebagai bagian dari gaya hidup. Dengan banyaknya penggemar motor trail ini maka banyak bengkel modifikasi motor trail bermunculan. Beberapa penghobi motor trail melakukan modifikasi mesin, penampilan, suspensi dan konstruksi bodi sehingga tetap bisa menikmati olahraga ekstrem ini.

Desa Gadungan Kecamatan Wates Kabupaten Kediri merupakan desa di kaki gunung Kelud yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Blitar. Uniknya, usaha bengkel fabrikasi dan reparasi yang melayani segala jenis sepeda maupun sepeda motor menjamur di wilayah ini, baik untuk memenuhi kebutuhan harian maupun komunitas pecinta otomotif. Salah satunya adalah bengkel Trelwork  yang melayani fabrikasi dan reparasi motor jenis trail milik Fakris Muslim.

Selain sebagai pemilik bengkel, pria yang sering disapa Fakris ini juga seorang pembalap trail di tingkat regional yang sering berlaga di sekitar Jawa Timur. "motor trail itu terbagi menjadi 2, pertama adalah trail jenis Motocross yang memang dibuat oleh pabrik untuk digunakan dalam kejuaraan, dan jenis Grasstrack yang digunakan harian. Selain itu, banyak motor trail yang dihasilkan dengan memodifikasi motor-motor harian" jelas Fakris. Oleh karena kebutuhan akan fabrikasi dan reparasi motor trail tersebut serta kecintaannya dengan dunia trail, pada tahun 2015 ia mendirikan sebuah bengkel yang hingga kini dinamakan Trelwork.

Karena juga terlibat dalam komunitas trail, maka banyak rekan sehobi maupun kalangan lain yang tertarik menggunakan jasa Fakris, terutama dalam pembuatan dan penyenteran rangka trail, maupun pembuatan komponen yang rusak, terutama penyangga utama arm yang sering mengalami kerusakan karena penggunaan motor trail di jalanan yang ekstrim. Akan tetapi, Fakris mengaku kualahan untuk menyelesaikan order baik rangka, penyangga utama, maupun reparasi karena keterbatasan peralatan, karena pengerjaan saat itu masih secara manual.

"Sebelumnya, karena saat proses pengelasan pipa rangka melibatkan panas, maka hasil lasan akan mulet (distorsi) yang mengakibatkan roda sepeda akan sliring (misalignment) , sehingga perlu waktu untuk menunggu dingin untuk mengurangi pe-mulet-an itu tadi, sehingga, ibarate, perlu waktu sekitar 10 hari untuk menyelesaikan 1 produk rangka" aku pria beranak 1 itu. Dengan kemampuannya yang terbatas itulah, Fakris dan rekannya sampai pernah menolak 2-3 order rangka trail yang mereka dapatkan dalam 1 bulan yang tentunya menjadi kerugian.

"Selain itu, karena terjadinya pemuletan yang tidak bisa dicegah, jadi ya rangka yang tidak center itu yang kita jual ke konsumen" lanjut Fakris. Tentunya hal itu menunjukkan rendahnya kualitas produk yang dijual, dan beresiko pada menurunnya pengguna jasa bengkel trelwork. Selain itu, sepanjang pengalaman menggunakan motor trail, komponen penyangga utama samping adalah komponen yang sering mengalami keretakan dan kerusakan karena tekanan berulang, sehingga perlu sering diganti. Akan tetapi, produk komponen pabrikan selain mahal, pelat yang digunakan mudah retak. Oleh karena itu, dengan membuat sendiri komponen tersebut menggunakan pelat yang lebih tebal menjadi sebuah opsi yang potensial untuk mengganti penggunaan komponen buatan pabrik di kalangan pengguna motor trail.   

Berdasarkan permasalahan yang dihadapi bengkel tersebut, maka Yanuar Rohmat Aji Pradana, S.T., M.T., Dr. Heru Suryanto, S.T., dan M.T., Dr. Aminnudin, S.T. M.T., selaku dosen teknik mesin UM serta 2 orang mahasiswa, Mahfud Ihsan dan Lukman Arif yang tergabung dalam tim pengabdian kepada masyarakat menggunakan dana DRPM 2019 mendesain dan membuat mesin press bodi multifungsi yang dapat mengerjakan 2 operasi sekaligus, yaitu center bodi dan press untuk menghasilkan produk penyangga utama samping motor trail. "Tujuan pembuatan mesin ini adalah agar mitra dapat mempercepat proses pembuatan rangka dan meningkatkan kualitas produk.

Selain itu, ke depannya bengkel ini bisa melayani reparasi dalam hal center bodi trail maupun motor lainnya" ujar Yanuar. Menurutnya, mesin serupa memang sudah banyak tersedia di pasaran, akan tetapi selain harganya sulit terjangkau oleh bengkel yang masih baru dirintis seperti Trelwork, mesin komersial juga memiliki banyak kekurangan. " selain harganya mahal, mesin yang dijual di pasaran hanya diperuntukkan untuk rangka motor bebek yang ukurannya lebih kecil dan juga fungsinya yang hanya terbatas pada center bodi" sambungnya.

Setelah melalui tahap desain, pembutan, dan uji performa, mesin press bodi multifungsi yang memiliki fitur ganda yaitu center bodi dan pembuatan penyangga samping menggunakan press pelat diserahkan kepada mitra pada tanggal 14 Oktober 2019 lalu. Untuk menunjang fungsi tersebut, mesin ini dilengkapi 4 buah dongkrak hidrolik yang secara portabel digunakan untuk menyangga dan menekan bagian-bagian yang perlu dicenterkan, serta untuk press pelat. Dongkrak hidrolik dipilih selain agar kerja yang dilakukan lebih ringan, hal ini juga mendukung keselamatan kerja.

                                                             
Menurut fakris menggunakan mesin ini sangat memudahkan dirinya dalam memenuhi kebutuhan konsumen dalam hal kualitas produk. "Dulu, solusi untuk mengatasi sliring (missalignment) belum ada. Sekarang dengan menggunakan mesin ini, rangka custom sesuai dengan permintaan konsumen dapat dengan mudah dibuat dengan kondisi center" ujar fakris. Selain itu dalam memproduksi rangka trail dari bahan baja, prosesnya bisa lebih cepat. "Sekarang untuk menghasilkan 1 rangka trail bisa dalam waktu 5-6 hari saja dari yang dulunya 10 hari. Terimakasih DRPM dan UM" lanjutnya. Tentunya, sekarang ia juga bisa menjual produk penyangga utama yang diproduksi sendiri dengan pelat yang lebih tebal dari produk pabrikan.

Dengan diterapkannya mesin press bodi multifungsi kepada mitra, Yanuar berharap agar bengkel trelwork mampu melayani konsumen dengan cepat dan berkualitas, sehingga dapat meningkatkan omset usaha milik Fakris tersebut. "Saya berharap dengan pelayanan yang cepat dan produk yang berkualitas, pelanggan Trelwork akan bertambah, terutama dari kalangan penghobi motor trail, dan pendapatan akan meningkat" kata Yanuar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun