Korban perlu juga dibantu untuk berdaya meminta bantuan dan memahami haknya untuk hidup bebas dari beban mental kekerasan.
Pelaku
Pelaku perundungan tidak selalu tampak sama. Pelaku bisa saja tampak:
1.Sebagai orang yang berani dan agresif. Pelaku tipe ini tidak ragu menunjukkan kekuatannya, mudah mengolok-olok bahkan menyakiti secara fisik orang lain.
2.Sebagai orang pendiam tapi culas. Tipe pelaku ini manipulatif, bisa melakukan perundungan secara terselubung, bahkan orang bisa tidak menyangka kalau ia bisa melakukan kekerasan pada orang lain. Ia bisa menyebarluaskan gossip dan cerita bohong hanya untuk melihat reaksi orang-orang sekitarnya.
3.Sebagai orang yang ramah bersahabat tapi palsu. Tipe pelaku ini bisa berpura-pura sebagai teman untuk mendapatkan informasi di awal, namun ia akan menggunakan informasi tersebut untuk menyakiti di kemudian hari.
Secara umum, pelaku akan menunjukkan keinginannya untuk mengontrol orang lain dan sifat egoistik karena fokus pada keinginan dirinya saja.Â
Walaupun tampak lebih kuat atau meyakinkan dalam mengendalikan orang lain, namun dasarnya pelaku perundungan adalah orang yang memiliki kelemahan kemampuan sosial (poor social skills) dan sulit menyesuaikan diri dengan orang lain di sekitarnya.Â
Pada beberapa pelaku, ditemukan memiliki harga diri rendah yang coba dikompensasi atau ditutupi dengan sikap agresif serta kasar pada orang lain.
Mereka sebenarnya tidak nyaman dengan dirinya sendiri, dan perundungan dilakukannya untuk sejenak lupa akan persoalannya dan mencari kesenangan sesaat.
Namun ada juga pelaku perundungan yang melakukan kekerasan karena kurangnya empati dan rasa bersalah. Ini khas pada orang dengan kepribadian antisosial/psikopat; dan sangat beresiko bisa berkembang menjadi karir kriminal kelak. Pelaku seperti ini harus mendapatkan intervensi intensif dari tenaga kesehatan mental, seperti: psikolog klinis, psikiater atau pekerja sosial klinis.