Dalam KDRT juga dapat terjadi dinamika perilaku kekerasan, dalam arti perilaku kekerasan dapat semakin meningkat atau menurun baik secara intensitas (kuat-lemah), frekuensi (sering-jarang) dan ekstensitasnya (macam jenisnya psikologis, fisik, seksual, ekonomi, penelantaran).
Oleh karena itu identifikasi kasus KDRT akan selalu perlu menggali riwayat pola dan dinamika pola perilaku kekerasan dalam relasi pelaku dan korbannya.
Artinya, ada suatu yang salah dalam relasi ini; sehingga ketika mengalami suatu persoalan (baru), yang muncul bukannya kemampuan penyelesaian masalah, tapi kekerasan.
Tekanan ekonomi masa pandemi bisa menjadi sumber stress tambahan bagi keluarga, bagi pelaku dan korban, serta seluruh masyarakat.
Tapi tidak semua orang yang mengalami tekanan akan melakukan kekerasan pada anggota keluarganya. Maka, faktor ekonomi bukan faktor penyebab orang melakukan KDRT.
Secara psikologis, orang bisa melakukan kekerasan karena telah belajar menggunakan kekerasan sebelumnya dan dampak jangka panjang trauma kekerasan di masa kecil. Hal-hal inilah yang ditemukan besar mempengaruhi pelaku KDRT melakukan kekerasan ketika kesulitan mengelola konflik hidupnya.
Siklus kekerasan antar generasi
Mengapa orang melakukan kekerasan dalam keluarga? Seharusnya keluarga menjadi sumber kebahagiaan dan perasaan tenang, bukan sumber perasaan takut dan marah.
Tapi jika seorang manusia, sejak lahir dan berkembang dalam keluarganya mengalami rasa takut, marah dan tertolak secara berulang-ulang, maka ia akan belajar membenci dan kemarahan menjadi bagian hidupnya.
Penelitian di Fakultas Psikologi Universitas Airlangga pada tahun 2012 menemukan bahwa sebagian besar pelaku KDRT yang tercatat di Polrestabes Surabaya adalah dulunya mengalami kekerasan pada masa kecilnya sebagai korban.
Pelaku KDRT, dulu di masa kecilnya, mereka adalah anak laki-laki yang mengalami luka berulang akibat kekerasan fisik dan psikologis dari orang tuanya, atau menyaksikan ketika ibu mereka dipukuli dan dihina oleh ayahnya; dan ketika berkembang dewasa mereka belajar bahwa kekerasan adalah cara menyelesaikan masalah dan tekanan hidup.