Mohon tunggu...
Margaretha
Margaretha Mohon Tunggu... Dosen - A passionate learner - Ad Astra Abyssoque.

Margaretha. Pengajar, Peneliti, serta Konselor Anak dan Remaja di Fakultas Psikologi Universitas Airlangga. Saat ini tengah menempuh studi lanjut di Departemen Pediatri, the University of Melbourne dan terlibat dalam the Centre of Research Excellence in Global Adolecent Health.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menyiapkan ABK Autisme Masuk Sekolah Dasar

24 Mei 2020   06:49 Diperbarui: 22 Juli 2022   08:21 484
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siapkan:

  • Dokumen pribadi (akte, surat-surat). 
  • Dokumen terapi: agar sekolah tahu apa yang anak mampu dan apa yang anak masih perlu dukungan. 
  • Informasi lain yang akan membantu sekolah untuk menyusun/menyesuaikan kurikulum IEP buat anak  

2. MEMPERTIMBANGKAN TANTANGAN YANG BISA MUNCUL 

Pertimbangkan untuk mempersiapkan anak menghadapi hal-hal berikut ini: 

  1. Lingkungan sekolah: apa pertimbangan khusus lingkungan yang harus dilihat, misalkan: bentuk toilet, kantin, kelas, apakah berisik atau tenang. Pahami apa yang diharapkan anak bisa lakukan, sampaikan ke guru/sekolah apa yang anak mampu, dan apa yang masih butuh dibantu. Pertimbangkan kelas yang kedap suara atau minimal gangguan/distraksi suara bising.
  2. Tuntutan sosial: pelajari bagaimana harapan sosial di kelas, tunjuk tangan sebelum bicara, menyapa, salam, toilet training. Beberapa sekolah inklusi tidak punya dukungan untuk anak yang belum selesai toilet training. Hal ini harus dipertimbangkan orang tua, dan harus dibicarakan oleh orang tua dengan sekolah.
  3. Perubahan yang tidak diantisipasi: pelajari apakah ada perubahan guru, atau apakah akan ada excursion/field study - apakah sekolah memiliki dukungan agar anak bisa mengantisipasi perubahan jadwal. Orang tua menyampaikan ke sekolah tentang apa yang dibutuhkan anaknya untuk bisa menyesuaikan diri dengan perubahan. 
  4. Hal-hal baru: anak perlu disiapkan dengan lingkungan baru, orang-orang baru yang akan ditemui; atau ketika anak mendapatkan diagnosa komorbid (anak memiliki lebih dari 1 gangguan), sehingga mempengaruhi perilaku dan belajarnya. Guru perlu diberitahu untuk bisa melakukan persiapan pendampingan belajarnya.
  5. Tugas-tugas yang tidak disukai anak: bagaimana anak didukung di kelas dalam menghadapi rutin sekolah yang kurang dia sukai, misalkan: kegiatan pada saat istirahat. Orang tua perlu bertanya apakah ada dukungan bagi anak agar bisa melakukan tugas-tugas seperti itu. 

Buat kerjasama yang baik dengan sekolah untuk bisa menghadapi tantangan-tantangan berikut ini. 

3. MEMBUAT USAHA BERHASIL 

Bagaimana mencapai sukses transisi ke sekolah? 

1. Membangun keterbiasaan (familiarity): menyiapkan anak agar terbiasa menggunakan seragam, paham lingkungan sekolah - buat visual denah sekolah.

  • Gunakan social story - jelaskan apa yang dimaksud dengan pergi sekolah, dimana duduk, apa yang akan dilakukan di kelas, apa liburan sekolah dan yang dilakukan ketika libur. 
  • Menggunakan buku Starting school workbook - bagi anak untuk menyiapkan dirinya ke sekolah (buku terbitan AAWA - yang dibuat khusus untuk anak sebelum masuk sekolah). 
  • Membuat countdown calendar - ajak anak tiap hari menyiapkan dan mengantisipasi sekolah. 
  • Mengikuti orientasi sekolah/sesi transisi di sekolah

2. Practice - latihan, latihan, latihan 

  • Latihan pakai seragam, latihan mempersiapkan tas sekolah 
  • Buat harapan/tuntutan latinan kemampuan belajar yang sesuai dengan kemampuan anak - jangan buat standar terlalu tinggi, misalkan pertimbangkan apakah semua bisa dilakukan mandiri? Penting agar anak merasa berhasil mengerjakan tugasnya untuk menjaga motivasinya dan mencegah stress.
  • Latihan pipis - toilet. 
  • Mengikat tali sepatu
  • Tahu buka kotak makan dan botol minum. Jika tidak bisa, ajari bagaimana meminta bantuan ke guru untuk membukakan.
  • Tahu cara buang sampah & sisa makanan.
  • Merapikan mainan/materi belajar
  • Minta bantuan baik ke guru atau ke teman - cek apakah kita perlu membuat visual
  • Berangkat sekolah - naik kendaraan apa? Usahakan agar anak paham cara ke sekolah sehingga menghindari kecemasan hari pertama.
  • Tahu dimana toilet dan dimana tempat mengambil air minum.
  • Latihan berbaris sebelum masuk kelas.
  • Menggunakan jadwal kegiatan belajar visual (visual schedule) di kelas/sekolah
  • Latihan terbiasa dengan berbagai konteks sosial - bermain bersama teman, berbicara dengan teman di kelas, dll.

3. Membuat semua rapi (get organized): membuat rutin bisa berjalan lancar, dengan memperkuat struktur belajar anak. Ingat anak ASD akan lebih optimal belajar dalam kondisi lingkungan terstruktur dan didukung dengan alat bantu visual.

  • Membuat alat bantu visual penting: minta tolong, istirahat, tunggu, dan jadwal visual. 
  • Membuat buku kemampuan anak (stepping up student snapshot) yang diberikan ke guru, agar dia paham siapa anak dan bagaimana cara membantu anak yang terbaik

4. Membuat persiapan hari pertama 

  • Membuat persiapan sebelum hari pertama: seragam, menyiapkan tas dan buku. 
  • Menyiapkan weker bangun pagi, sarapan, perjalanan ke sekolah 
  • Apakah anak perlu obyek yang dibawa untuk transisi, ataukah sebelumnya sudah dipersiapkan untuk pisah dari obyek lekatnya agar bisa sekolah. 
  • Orang tua juga perlu menyiapkan kegiatan bagi dirinya setelah mengantar anak ke sekolah, agar baik anak dan orang tua bisa mendapatkan pengalaman menyenangkan. 
  • Celebrate - merayakan keberhasilan anak, memberikan reinforcement agar anak mendapatkan pengalaman hari pertama sekolah yang menyenangkan. Dan siap belajar lagi besok.

Usahakan pada hari pertama di sekolah: 

  • Cukup waktu di sekolah - jangan terlambat 
  • Gunakan visual 
  • Anak telah memiliki jadwal visual

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun