Mohon tunggu...
Margareth Theresia
Margareth Theresia Mohon Tunggu... Mahasiswa pascasarjana -

Blog: http://indonesiakoreastudent.blogspot.kr/ Instagram: margareth.mega

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jumong, Mitos Pendiri Kerajaan Goguryeo dari Korea

12 Maret 2017   22:04 Diperbarui: 12 Maret 2017   22:41 5536
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: dolgwol.deviantart.com

Pada zaman dahulu kala, raja Buyeo Utara yang bernama Haeburu pergi ke Buyeo Timur mengevakuasi dirinya dan setelah Haeburu wafat, Geumwa naik menjadi raja di Kerajaan Buyeo Timur. Pada saat itu, Geumwa pergi ke selatan Gunung Taebek dan bertemu dengan seorang wanita di Ubalsu. Wanita itu memperkenalkan dirinya kepada Geumwa.

"Saya adalah anak dewa air Habaek yang bernama Yuhwa. Pada suatu hari, saya dan beberapa adik saya pergi bermain di luar air. Pada saat itu, seorang laki-laki mendekati saya dan memperkenalkan dirinya sebagai putra dewa langit yang bernama Haemosu. Ia membawa saya ke rumahnya yang berada di tepi Sungai Yalu. Saya akhirnya menikah dengannya. Akan tetapi orang tua saya memarahi saya karena saya menikah tanpa restu sehingga membuang saya ke tempat ini."

"Kalau begitu bawa barang bawaanmu dan pergi ikuti aku."

Geumwa membawa wanitu itu ke istananya. Akan tetapi selalu ada cahaya terang yang mengikuti Yuhwa. Geumwa merasa itu sangat aneh dan bertanya kepada Yuhwa.

"Kenapa ada cahaya yang selalu mengikutimu?"

"Saya juga tidak tahu alasannya."

"Orang lain akan menganggap itu aneh, jadi silakan tinggal di kamar itu selama sementara waktu."

Yuhwa mengikuti perintah Geumwa dan tinggal di sebuah kamar terpencil di istana. Akan tetapi, cahaya itu terus mengikuti Yuhwa. Tak lama setelah itu ia hamil dan melahirkan sebuah telur besar. Raja Geumwa yang mengetahui hal itu berbicara kepada para bawahannya dengan wajah yang tidak senang.

"Bagaimana mungkin seorang manusia bisa melahirkan telur? Buang telur itu ke anjing atau babi!"

Para bawahan Raja Geumwa mengikuti perintah dan membuang telur itu ke jalan. Akan tetapi sapi dan kuda yang berjalan menghindari telur itu. Tak lama kemudian, burung besar dan binatang-binatang liar datang dan mengerami telur itu.

"Apa? Binatang-binatang liar mengerami telur itu? Aneh sekali. Kalau begitu, hancurkan telur itu dengan kapak!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun