Mohon tunggu...
Maria Margan
Maria Margan Mohon Tunggu... Lainnya - Sekedar belajar menulis.

Live like a Dandelion. Never give up and always hope for everything in all circumstances.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Gawai Bagai Candu tapi Aku Butuh

26 Mei 2020   21:21 Diperbarui: 26 Mei 2020   21:14 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Sumber ilustrasi gambar dari : https://cdns.klimg.com/merdeka.com

Kita merasakan banyak perubahan sejak adanya pandemi Covid-19. Entah kapan Miss Corona ini akan berhenti menunujukkan pesonanya dan berlalu. Mungkin juga kita harus mulai belajar membiasakan menerima kehadirannya di tengah-tengah kita.

Sudah tiga bulan sebagian besar waktu kita gunakan untuk berdiam diri di dalam rumah saja. Bosan..? Tentu saja itu yang dirasakan oleh kita yang Stay At Home. Tapi setidaknya dengan begitu kita meringankan beban paramedis yang berjuang memerangi Covid-19.

Bekerja, beribadah dan belajar dari rumah sudah mulai menjadi kebiasaan baru untuk kita. Bagi orang dewasa mungkin tidak sulit beradaptasi dengan segala sesuatu yang harus dikerjakan dari rumah. Justru mungkin harus lebih sibuk membagi waktu untuk kerja dan mengurus rumah serta mengawasi anak-anak kita.

Bagaimana dengan anak-anak ?

Anak-anak pun sejak pandemi aktivitas belajar dan outdoornya harus dibatasi. Jujur sejak pandemi saya sebagai ibu jadi lebih paranoid, terutama pada yang bungsu. Saya melarang dia bermain diluar rumah. Jadilah anak-anak mengurung diri di rumah saja. Dan pilihan paling mudah adalah memberi kebebasan bermain dengan gawainya. Supaya anak tidak merasa bosan.

Satu sisi itu adalah solusi termudah saat ini, namun di sisi lain hal itu juga beresiko negatif. Satu sisi kebutuhan belajarnya banyak di akses melalui gawai, dan kebutuhan rekreasinya juga didapat dari gawai.  Yang tadinya gawai hanya boleh dimainkan saat akhir pekan karena sekolah libur. Kini gawailah yang menemani anak sepanjang waktu.  Sisi negatifnya anak-anak beresiko kecanduan gawai.

Bagaimana ciri-ciri anak kecanduan gawai ? 

Anak yang kecanduan gawai menunjukkan gejala sering lupa waktu. Lupa mengerjakan tugas bahkan lupa makan. Akibatnya anak sering terlambat bangun, bolos sekolah dan susah dinasehati. Bahkan bisa jadi anak akan tantrum ketika kita mengambil gawai dari tangannya.

Jika sudah demikian maka kita harus mengambil tindakan tegas agar anak-anak tidak semakin kecanduan gawai. Bahkan pada tingkat paling buruk, kita harus membawa anak pada tenaga psikiater dan perlu bantuan obat untuk menenangkan anak-anak yang kecanduan. Tentu kita tidak ingin hal itu terjadi pada buah hati kita pasca masa karantina nanti.

Mencegah lebih baik daripada mengobati

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun