Mohon tunggu...
Maria Margan
Maria Margan Mohon Tunggu... Lainnya - Sekedar belajar menulis.

Live like a Dandelion. Never give up and always hope for everything in all circumstances.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menjadi Saksi Kasih dalam Kesesakan

22 Mei 2020   04:10 Diperbarui: 22 Mei 2020   04:36 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar dari https://image.slidesharecdn.com

Kemarin kami umat Nasrani memperingati Kenaikan Isa Almasih. Peringatan yang baru pertama kali terjadi dan semoga yang terakhir kalinya. Umat Nasrani memperingatinya di rumah saja, tanpa ada persekutuan ibadah di Gereja. Meski dalam serba terbatas tentu keadaan ini tidak mengurangi makna peristiwa tersebut.

Apa Makna Kenaikan Isa Almasih ?

Bagi saya pribadi sebagai orang yang awam ilmu theologi, peristwa Kenaikan Isa Almasih adalah rangkaian dari karya keselamatan dan penggenapan janji-NYA. Bahwa Dia naik kembali ke sorga untuk menyediakan tempat bagi kita semua. Wujud kasih Allah yang menjadi sumber pengharapan kita akan hidup yang kekal.

Namun apakah hanya berhenti disitu saja ? Tidak... Tuhan Yesus juga memberi kita sebuah misi untuk dilakukan. Yaitu untuk menjadi saksiNYA dan melanjutkan karya pelayanan Kristus bagi umat manusia. Supaya anugerah kasih dan pengharapan yang kita terima dapat dimiliki oleh orang-orang yang belum percaya pada kasih Tuhan.

Lantas bagaimana respon kita ?

Bersaksi selalu diartikan bahwa kita harus memberitakan Injil agar lebih banyak orang tahu dan kenal Kristus. Lantas bagaimana kita melakukannya ?

Saya teringat pengalaman saat masih bersekolah, dimana saya selalu jadi murid minoritas bahkan pernah saya satu-satunya murid Nasrani di sekolah tersebut. Seringkali saya mendapat perlakuan berbeda, tetapi mereka juga bertanya tentang agama saya. Saat itulah saya akan bercerita tentang kepercayaan yang saya imani. 

Mungkin itu bisa dibilang sebuah bentuk kesaksian juga. Namun kesaksian kita yang sejati adalah ketika kehidupan kita berdampak positif bagi sesama.

Dalam masa kesesakan saat ini bukan berarti kita tidak bisa bersaksi. Justru saat inilah kita bisa lebih mewartakan kasih dengan perbuatan kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun