Mohon tunggu...
MARETA AULIA
MARETA AULIA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pendidikan Masyarakat 21

Perihal Rabb-Ku, ku adukan segala perihal isi hati yang berubah menjadi ambisi.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Upaya Mewujudkan Merdeka Belajar Melalui Strategi Belajar Konstruktivistik

30 November 2022   20:19 Diperbarui: 30 November 2022   20:30 348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Merdeka belajar merupakan kebijakan pemerintah untuk meningkatkan aspek mutu pendidikan guna menghasilkan peserta didik dan lulusan yang unggul dalam menghadapi tantangan masa depan yang kompleks(Suyanto, 2020). Inti dari merdeka belajar adalah kemerdekaan berpikir bagi siswa dan guru(Daga, 2021, p. 1075). Secara filosofis, merdeka belajar memiliki landasan humanisme dan konstruktivisme (Hendri,2020; Yusuf & Arfiansyah, 2021). Konstruktivisme di sini menekankan kemerdekaan dalam menggali dan mengkonstruksi pengetahuan dan keterampilan siswa(Daga, 2021, p. 1076).

Topik ini penting untuk di bahas guna  mewujudkan merdeka belajar melalui strategi belajar konstruktivisme. Dalam (Daga, 2021, p. 1079) Makna merdeka belajar dalam proses pembelajaran yaitu merdeka berpikir, merdeka berinovasi, merdeka belajar mandiri dan kreatif, serta merdeka untuk kebahagiaan (Lie, 2020).

Merdeka Belajar menurut Moesly dalam Saleh (2020) menyatakan bahwa merdeka adalah keadaan pikiran. Mendikbud Nadiem Makarim dikutip Yamin & Syahrir (2020) mengatakan bahwa belajar mandiri berarti kemerdekaan berpikir. Merdeka belajar haruslah merupakan merdeka berpikir yang baik bagi guru, khususnya bagi siswa di sekolah dasar. 

Rancangan dan pelaksanaan pembelajaran harus mampu melatih dan mengembangkan kemampuan berpikir siswa secara optimal. Artinya, desain pembelajaran, pemilihan strategi dan sarana pembelajaran, penerapan proses pembelajaran hingga penentuan sistem evaluasi harus memungkinkan siswa secara bebas dan optimal mengembangkan keterampilan berpikir berdasarkan kecerdasannya.  

Untuk mengembangkan kemerdekaan berpikir dalam merdeka belajar, guru perlu menerapkan konsep pembelajaran humanistik dan konstruktivisme dalam proses pembelajaran (Hendri, 2020). Konsep konstruktivisme dalam pembelajaran menekankan pada proses dan kebebasan dalam menggali pengetahuan guna membangun pengetahuan dan pengalaman siswa (Daga, 2021, pp. 1079–1080).  

Dalam (Burhanuddin, 2014) terdapat beberapa strategi dalam proses belajar dalam pendekatan konstruktivistik. Strategi-strategi belajar (Slavin, 1994)  tersebut yaitu :

  • Top-down processing, dalam pembelajaran konstruktivistik, siswa belajar dimulai dari masalah yang kompleks untuk dipecahkan, kemudian menghasilkan atau menemukan keterampilan yang dibutuhkan.
  • Cooperative learning, yaitu strategi yang digunakan untuk proses pembelajaran dimana siswa akan lebih mudah menemukan konsep yang sulit secara komprehensif jika mereka mendiskusikan masalah dengan siswa lain yang mereka temui. Siswa bekerja berpasangan atau berkelompok untuk saling membantu memecahkan masalah.
  • Generative learning, menekankan pada adanya integrasi yang aktif antara materi atau pengetahuan yang baru diperoleh dengan skemata. Dengan demikian, dengan menggunakan pembelajaran umum, siswa harus lebih adaptif terhadap stimulus baru. Selain itu, pendekatan ini mengajarkan suatu metode untuk melakukan operasi mental sambil belajar, seperti mengajukan pertanyaan, membuat kesimpulan, atau membuat analogi dengan apa yang sedang dipelajari.

Secara hakiki merdeka belajar adalah merdeka berpikir, dimana guru lebih dulu memiliki kemerdekaan berpikir untuk bisa memerdekakan siswa melalui kegiatan pembelajaran(Sherly et al., 2020). Siswa merdeka dalam belajar jika guru merdeka dalam mengajar. Strategi-strategi di atas dapat diterapkan dalam merdeka belajar agar siswa mampu berpikir mandiri dan mampu memecahkan masalah yang dimiliki.

Kesimpulan 

Makna merdeka belajar dalam proses pembelajaran yaitu merdeka berpikir, merdeka berinovasi, merdeka belajar mandiri dan kreatif, serta merdeka untuk kebahagiaan. Inti dari merdeka belajar adalah kemerdekaan berpikir bagi siswa dan guru. 

Rancangan dan pelaksanaan pembelajaran harus mampu melatih dan mengembangkan kemampuan berpikir siswa secara optimal. Hal tersebut sejalan dengan pendekatan konstruktivistik, di mana strategi-strategi belajarnya menggunakan top-down processing, cooperatif , dan generative learning.

Daftar Pustaka

Burhanuddin, A. (2014). Implementasi Teori Belajar KOnstruktivistik dalam Pembelajaran. 35–103.

Daga, A. T. (2021). Makna Merdeka Belajar dan Penguatan Peran Guru di Sekolah Dasar. Jurnal Educatio FKIP UNMA, 7(3), 1075–1090. https://doi.org/10.31949/educatio.v7i3.1279

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun