Mohon tunggu...
Aba Mardjani
Aba Mardjani Mohon Tunggu... Editor - Asli Betawi

Wartawan Olahraga, Kadang Menulis Cerpen, Tinggal di Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Senja Parau Desahnya

5 Desember 2018   01:16 Diperbarui: 5 Desember 2018   04:52 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kucumbu angin parau desahnya
pada perutnya kucabuti belatung limbah
fatamorgana susut dalam ingsut cemberut
kuraih mimpi dalam kepak bangau
berlari entah dengan mata pejam
semburat awan melingkari rembulan
maka berkicau segala sukma
merintih dalam didih perih
kususuri pematang dalam liang senja
ikan-ikan melirik keheranan
lari mengingsut tanpa kecipak
reranting jatuh satu-satu
rebah ke tanah tanpa cerita
tak ada sisa duka di bibirmu
telah merantau ke mana entah
kupicingkan mataku pada semburat sisa mentari
para malaikat berbisik tentang segala
kutelengkan telinga pada sebait senyum
kedip dan kerlip bintang
menyuluh terbang kunang-kunang
menyapa pucuk-pucuk padi
mengelus kelopak-kelopak melati
menelusup dalam dingin
maka kabarkan pada angin yang parau desahnya
aku di sini menanti janjimu
bahwa kau akan memberiku sebuah kecupan
dalam senggama cinta tiada akhir

Tanah Kusir, 5 Desember 2018

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun