Mohon tunggu...
Mardi Sirait
Mardi Sirait Mohon Tunggu... Lainnya - Administer Social Justice

Menulis adalah pengabdian bagi keabadian dan menyuarakan kebenaran.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Konsepsi Semesta dan Sang Pencipta

4 Oktober 2020   11:45 Diperbarui: 4 Oktober 2020   11:53 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mengenai Semesta, Stephen Hawking berkata, "Bukan alam semesta namanya kalau ia tak menjadi rumah bagi orang-orang yang kau cintai", kemudian dalam kutipan lain, dia berkata, "Tujuan ku sederhana: sepenuhnya memahami alam semesta, mengapa ia ada dan apa hakikat keberadaannya."

Dalam masa yang berbeda seorang filsuf abad ke-18, dalam aliran Filsafat Pencerahan, seorang yang sederhana, sangat disiplin dan rendah hati, Immanuel Kant, berkata, "Dua hal yang saya kagumi selama hidup di dunia ini, bila merenungkan misteri alam semesta (fisika), 'langit berbintang di atas' dan 'hukum moral di dalam saya" yaitu dalam diri seorang manusia (Etika).

Secara natural, manusia menyadari ada sesuatu yang lebih besar dari dirinya yang melalui nya manusia memerlukan pertolongan. Sehingga secara harafiah memaknai, manusia mulai mencari hal yang besar diluar dirinya. 

Mereka mulai menemukan hal yang besar diluar diri nya; pohon besar, kemudian manusia menyembah nya; melihat matahari, manusia menyembahnya; melihat batu besar, manusia menyembahnya; mempunyai pemahaman ada kuasa dari roh nenek moyang, mereka menyembah nya melalui ritus keagamaan nya dan mempersembahkan sesajen atas nya.

Kemudian hal tak berdasar tersebut sampai dimasa kini, yang oleh para petua mengkultuskan itu sesuatu yang benar dan orang-orang kini tak mengkritisi, jadilah manusia yang katanya modern dihisap dalam pencarian tak tuntas oleh leluhur atas sesuatu yang dinama "besar di luar dirinya" tersebut. 

Oleh para filsuf Pra Sokratik, maupun Sokratik mengurai pemikiran mereka tentang itu, pasti ada sesuatu menopang dan menciptakan semesta,  yang oleh pemikiran mereka yang terkenal, muncul penyebutan "ada nya kekuatan yang mendorong yang tidak didorong, ada nya kekuatan yang mencipta yang sumber segala yang ada, ada nya Penopang yang tidak ditopang."

Sejarah perjalanan pemikiran manusia di lorong-lorong jalan Filsuf, mereka samar-samar mengenal; Sang Alpha (Yang Awal), Sang Omega (Yang Akhir), Sang sumber segala sesuatu yang ada. Mereka hanya mereka-reka Dia yang padamulanya dan Induk dari semua keberadaan yang menopang. 

Di wilayah belahan  timur dunia, bahasan tentang Tuhan bukan lah hal yang asing karena termasuk pencipta banyak nya agama. Meskipun di dunia belahan timur mempunyai banyak penganut agama, tetapi esktrem yang sangat  agamis juga didapati. Hal tersebut akan diuraikan.

Berbeda dengan belahan dunia bagian barat, manusia akan terheran-heran jika mengenai bahasan Tuhan. Karena mereka menganggap dalam pemikiran yang rasionalistis bahwa konsep Tuhan adalah konsep yang kuno.

Tak heran dengan terang-terangan mereka mengakui diri nya ateis, tidak perlu Tuhan mereka mempertuhankan diri nya, sehingga tidak perlu Tuhan. Paham liberalis yang berkembang, kini gereja-gereja beralih fungsi menjadi tempat hiburan malam.

Kini gereja hanya dikunjungi mereka yang lanjut umur. Dalam Revolusi Perancis juga nyata secara terang-terangan suara pemberontakan dan perlawanan atas otoritas Ilahi dan aturan. Memproklamasikan dalam ketidakpercayaannya dalam slogan, "tidak ada Allah, tidak ada tuan"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun