Memasuki era revolusi industri 4.0 merupakan era yang sangat baru untuk masyarakat Indonesia, di mana masyarakat bertransisi dari sifat, tingkah laku, perilaku sosial, pemikiran, pekerjaan dan berbagai hal menjadi mengoperasikan teknologi.Â
Revolusi industri 4.0 merupakan perkembangan zaman serta perubahan yang terjadi di seluruh dunia dengan maksud untuk mempermudah masyarakat mengakses berbagai macam hal yang mereka butuhkan. Tetapi dengan datangnya revolusi industri 4.0, apakah masyarakat telah memahami revolusi industri 4.0 itu sendiri?
Literasi dan digital bukan hal yang baru kita dengar, apalagi generasi muda sangatlah tidak asing dengan kata-kata digital. Tetapi, apakah Anda telah mengetahui peringkat Indonesia dalam literasi di dunia?Â
Berdasarkan survei yang dilakukan Program for International Student Assessment (PISA) yang di rilis oleh Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) pada tahun 2019, Indonesia termasuk dalam 10 negara terbawah dengan tingkat literasinya. Indonesia menempati peringkat ke 62 dari 70 negara.Â
Berdasarkan perpustakaan.kemendagri.go.id. Namun, dalam literasi digital Indonesia mengalami kemajuan. Berdasarkan survei Global World Digital Competitiveness Index oleh Institute Management Development (IMD) Indonesia menempati peringkat ke 56 dari 63 negara yang dilakukan survey.Â
Sedangkan berdasarkan ITU (International Telecommunication Union), Indonesia menempati peringkat ke 111 dari 115 negara. Sumber dari indonesiabaik.id.
Pada dasarnya masyarakat Indonesia bukanlah masyarakat yang gemar membaca melainkan lebih menyukai mendengar cerita serta dongeng-dongeng.Â
Oleh sebab itu, wajar saja jika indeks literasi Indonesia sangatlah buruk. Sedangkan literasi digital bukanlah dalam artian kita membaca, berbicara, menghitung serta memecahkan masalah. Literasi digital merupakan kemampuan seseorang untuk mengoperasikan teknologi informasi dan komunikasi, memanfaatkan, menemukan, mengevaluasi, mengomunikasikan, dan melatih pemikiran kognitif.
Sebagai contoh mengenai informasi alternatif (Hoax) yang sangat mudah masyarakat langsung terpengaruh akan informasi serta dengan cepat informasi tersebut tersebar luaskan melalui media-media digital tanpa mencari kebenaran akan informasi tersebut.