Sebelum pembahasan lebih lanjut tentang pembimbingan literasi di era COVID 19 disini akan membahas apasih literasi itu? Menurut wikipedia literasi adalah Literasi adalah istilah umum yang merujuk kepada seperangkat kemampuan dan keterampilan individu dalam membaca, menulis, berbicara, menghitung, dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian tertentu yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga, literasi tidak bisa dilepaskan dari kemampuan berbahasa.
Dalam bahasa Latin, istilah literasi disebut sebagai literatus, artinya adalah orang yang belajar. Selanjutnya, National Institute for Literacy menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan literasi adalah kemampuan seseorang untuk membaca, menulis, berbicara, menghitung, dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian yang diperlukan dalam pekerjaan, keluarga, dan masyarakat. Education Development Center (EDC) juga turut menjabarkan pengertian dari literasi, yakni kemampuan individu menggunakan potensi yang dimilikinya, dan tidak sebatas kemampuan baca tulis saja. UNESCO juga menjelaskan bahwa literasi adalah seperangkat keterampilan yang nyata, khususnya keterampilan kognitif dalam membaca dan menulis yang terlepas dari konteks di mana keterampilan yang dimaksud diperoleh, dari siapa keterampilan tersebut diperoleh dan bagaimana cara memperolehnya. Menurut UNESCO, pemahaman seseorang mengenai literasi ini akan dipengaruhi oleh kompetensi bidang akademik, konteks nasional, institusi, nila-nilai budaya serta pengalaman. Kemudian, di dalam kamus online Merriam---Webster, dijelaskan bahwa literasi adalah kemampuan atau kualitas melek aksara di mana di dalamnya terdapat kemampuan membaca, menulis, dan mengenali serta memahami ide-ide secara visual.
Di era pandemi ini untuk peminatan literasi anak anak sangat menurun derastis dikarenakan seluruh kegiatan yang menyangkut kontak fisik dan diluar  rumah di batasi guna menekan angka penyebaran virus covid 19, Banyak yang terbatasi untuk aktifitas nya yang berkaitan dengan kontak fisik mulai dari bekerja, kuliah dan juga sekolah  damak dari itu semua yang bekerja banyak yang terkena PHK untuk yang berkuliah dan sekolah semua sistem dan cara pembelajaran nya dirubah secara mendadak dari yang pertemuan tatap muka yang semua dapat diawasi menjadi online atau daring yang mungkin saja adanya kurang pengawwasan dalam pembelajaran daring tersebut.
Dari permasalahan tersebut dapat di ambil 1 permasalahan dari anak anak sekolahan yaitu menurun nya peminatan literasi karna kuran nya pengawasan dalam pembelajaran disini beberapa mahasiswa/i dibentuk dalam program kampus universitas muhammadiyah malang yaitu PMM pecahan dari program KKN yang terdiri  5 orang 1 wanita dan 4 pria yaitu: mardiyansya ratulangi,fadel rizky attala,abdur rahman wahid,ilham auldy tetra,almira sekar kinanti.
Banyak cara yang dilakukan mahasiswa universitas muhammadiyah malang di program PMM ini untuk meningkatkan minat literasi di era COVID 19 ini, pertama tama melakukan penyemprotan desinfektan dan pembagian masker terlebih dahulu agar mengurangi penyebaran virus COVID 19 ini lalu berkoordinasi dengan aparatur desa Tegalgondo yaitu kepala desa dan ketua rt dan rw setempat untuk meminta perizinan dan juga membantu mengkoordinir anak anak sekolah agar berminat ke taman baca kembali lalu dibagi menjadi beberapa kloter agar tidak berkerumun setelah itu di lanjutkan dengan materi materi ringan yang disampaikan oleh mahasiswa universitas muhammadiyah itu sendiri
