Mohon tunggu...
Mardiana
Mardiana Mohon Tunggu... Penulis - Menulislah, walau sebait kata

Menuangkan segala dibenak menjadi tulisan yang bermanfaat bagi orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kekasih Ayah adalah Guruku (bagian 5)

27 November 2020   08:02 Diperbarui: 27 November 2020   08:10 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Aku tak peduli dengan kemacetan itu, aku mencoba untuk menghubungi Ibu, agar tau dimana posisinya. Tapi tak diangkatnya, mungkin tak terdengar, atau mungkin Ibu fokus mengejar mobil Ayah sehingga tak memperdulikan suara handphone.

"Kok, lama sekali ya Pak?" Tanyaku, sambil melihat-lihat kearah keluar mobil, orang-orang ramai sekali mengerumuni, entah apa yang dilihat mereka.

"Sepertinya ada kecelakaan,Nak" jawab sopir itu.

Sesaat Aku sadar, lalu Aku keluar dari taxi itu dan berlari kearah kerumunan orang. Mungkinkah kecelakaan itu mobil Ibu? Atau Ayah? Karena mereka sama-sama melaju kencang saat keluar dari area parkir resto.

Belum sampai Aku di tempat itu, mobil ambulance melintas di depan Ku. Tak puas Aku karena belum melihat siapa orang yang mengalami kecelakaan tersebut.

Aku terus melangkahkan kaki ke tempat itu, dan benar saja, mobil berwarna merah dengan Nopol B 1241 M. Itu adalah mobil Ibu, lututku langsung lemas, saat melihat mobilnya setengah hancur dibagian depan. 

Berlari Aku kearah taxi tadi, dan ku bilang kerumah sakit. Bagaimana keadaan Ibu? Apakah Ayah tau dengan kejadian ini? Oh Tuhan, cobaan apalagi ini? 

Sampai dirumah sakit, ku tanyakan pasien yang baru masuk karena kecelakaan, dan Ibu sekarang terbaring di ruangan UGD, Tak berapa lama kemudian, para perawat membawa Ibu keruangan ICU.

Rasanya saat ini, Aku berdiri tanpa tulang-tulang dan tubuh ini lunglai terjatuh ke lantai. Atap rumah sakit seperti mau runtuh menimpaku, namun Aku harus kuat karena Aku laki-laki, walau hati ku rapuh saat ini.

Tuhan, berikan kekutan pada Ibu.

Aku tak mau kehilangan orang yang ku sayang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun