Mohon tunggu...
Inovasi

MUN (Model United Nations)

25 November 2015   16:43 Diperbarui: 25 November 2015   17:10 3046
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

        MUN adalah singkatan dari Model United Nations. Di dalamnya kita akan berdiskusi mengenai isu-isu hingga peristiwa hangat yang terjadi di dunia. Dalam diskusi tersebut kita akan menjadi sebuah delegasi dari suatu negara, yang mewakili negara tersebut sesuai dengan kepribadian negara tersebut. MUN bertujuan untuk mencari jalan keluar dan mengambil sikap dalam menghadapi suatu masalah atau peristiwa.

            Model United Nations di Indonesia pertama kali diselenggarakan di Universitas Indonesia. Sebanyak 167 mahasiswa dari berbagai universitas di seluruh negeri dan 5 mahasiswa yang berasal dari negara-negara ASEAN tercatat sebagai pesertanya. Mereka menjadi delegasi dari 100 negara yang tergabung dalam organisasi PBB. Dalam acara tersebut terdapat general assembly, United nations security council, dan ASEAN regional forum.

            Beberapa siswa di Indonesia pernah mengikuti MUN di luar negeri. Meskipun berasal dari Indonesia, mereka tidak mewakili negara mereka sendiri. Akhirnya, para peserta dituntut untuk memiliki wawasan mengenai negara yang mereka wakilkan. Supaya mereka dapat mengambil respon yang sesuai dengan ideologi atau prinsip negara tersebut mengenai topik yang tengah dibahas.

            Di  Sampoerna Academy Boarding School, pernah diadakan MUN. Saya pernah satu kali menjadi peserta yang mewakili Solomon Island. Sebagai delegasi Solomon Island, saya haruslah mengetahui karakter negara yang saya bawakan. Ketika itu, sehari sebelum MUN dilakukan seluruh peserta mendapat pengenalan dan pengarahan tentang kegiatan MUN. Saat itu pula topik yang akan kami diskusikan ditetapkan. Topik yang dibahas ialah seputar perdagangan manusia dan kesetaraan gender di dunia.

            Ketika mengumpulkan informasi mengenai negara yang kita wakilkan. Kita dapat menyusun segala informasi yang kita dapat menjadi tindakan yang mungkin akan kita ambil sebagai delegasinya. Dalam kondisi inilah, kami dituntut untuk berpikir antara hubungan politik dan sosial di negara asing yang mungkin baru kita ketahui keberadaannya di muka bumi. Dengan begitu, dapat menambah wawasan kita sendiri.

            Ketika MUN berlangsung, suasana formal memang sengaja dibangun. Beberapa delegasi akan menjadi pembicara umum dengan cara mengajukan dirinya. Dalam kegiatan ini, para pembicara akan menyampaikan pandangan negara mereka atas tema diskusi yang dibahas. Mereka akan diberi waktu sesuai dengan perjanjian awal yang telah disetujui oleh seluruh delegasi. Sebisa mungkin kita menyimak apa yang delegasi lain bicarakan, dan menjadi pendengar yang baik. Kita akan diajarkan memecahkan masalah dengan suasana yang kondusif sehingga waktu dapat digunakan dengan baik.

            Delegasi yang tidak menjadi pembicara utama dapat mengajukan mosi untuk membahas mengenai anak tema. Yang bertujuan mengumpulkan masalah dan rintangan yang mungkin dialami beberapa negara. Dengan begitu, hasil diskusi akan menghasilkan solusi yang dapat diterapkan di seluruh daerah dimana delegasi berasal. Dalam mengajukan mosi tersebut, kita juga mengajukan waktu untuk membahas sub tema tersebut. Setelah mosi terkumpul, kita akan melakukan pengambilan suara. Voting ditujukan untuk mengetahui berapa banyak delegasi yang ingin membahas hal tersebut dan berapa yang menganggap itu tidak perlu dibicarakan. Juri akan menilai dan menetapkan apakah mosi berhasil atau ditolak.

            Jika mosi yang diajukan diterima, forum akan membahas sub tema tersebut. Beberapa delegasi dapat mengajukan dirinya untuk menjadi pembicara. Kebetulan, ketika itu saya harus menyampaikan pandangan negara saya, saya harus berani mengangkat papan nama negara saya dan menjadi salah satu pembicara. Sulit memang jika hanya dipikirkan, namun akan terasa lebih mudah ketika telah direalisasikan. Jadi, tidak perlu takut berbicara formal di depan umum. Kita hanya perlu keberanian untuk mencobanya, dan sering melatih diri.

            Dalam diskusi formal, kita dapat mengajukan mosi untuk diskusi secara bebas. Perlu diketahui bahwa di tengah diskusi formal kita tidak boleh berbicara dengan peserta lain. Sehingga, kita memakai diskusi bebas untuk menyatukan pikiran. Mosi untuk diskusi bebas memiliki waktu. Selanjutnya, mosi untuk waktu diskusi bebas yang kedua harus lebih singkat dari yang diajukan pertama.

            Setelah diskusi dilaksanakan juri akan meminta lembar hasil diskusi. Dalam mengerjakannya, peserta membentuk blok-blok berdasarkan hasil keputusan diskusi yang mereka inginkan. Umunya, terdapat kelompok yang pro dan kelompok kontra. Masing-masing kelompok akan membacakan dengan jelas hasil keputusan yang mereka ambil. Yang membawakan lembaran tadi adalah beberapa perwakilan dari tiap-tiap kelompok.

            Sampai di akhir acara. Para juri akan mengumumkan beberapa delegasi terbaik. Meraka itu merupakan delegasi yang aktif mengutarakan pendapat. Beberapa diantara mereka juga terpilih menjadi peserta terbaik. Karena mereka semacam rajin memberikan solusi dari pandangan mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun