Mohon tunggu...
Sri Mardaleni
Sri Mardaleni Mohon Tunggu... Relawan - Mahasiswi

Perempuan dalam ingatan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pesan Hati Sendiri

15 Oktober 2022   08:59 Diperbarui: 15 Oktober 2022   10:54 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto : Man in Black Jacket Walking on White Hallway · Free Stock Photo (pexels.com)

"Bagaimana bisa aku memiliki yang bukan ditakdirkan untukku, cukuplah Tuahanku yang menetapkan"

Pelangi dalam intan keras namun bisa dibentuk bersemayam diam dan jauh di dalam patah tuai hingga mati dalam genggaman itu bukan cinta kau tau sendiri artinya. Ajarkan cinta Mengenyam kebencian teruntuk tepian yang bergelombang itulah pelangi hidupku senja bagi kerinduan. Bilamana mengakar kebumi itulah kuasa cinta pada diri sendiri, menyonsong arah bagi ku adalah cinta yang perlu diperjuangkan.

Seperti sebuah kitab kehidupan adalah kisah yang berlalu di hari tua dengan segala cerita-cerita di masa cinta itu pertama kali jatuh di relung hati. Barangkali hati perlu diperbesar, ikhlas perlu diperluas agar mana kala cerita itu menjadi sejarah hidup yang luar biasa. Mengema cinta dalam jiwa bahwa aku juga berada dalam masa itu sewaktu dulu.

Percayalah kapanpun itu datang kan ku sambut dengan keikhlasan hati dengan titian jiwa yang satu. Takkan ada cinta yang gugur di sana semuanya menjadi satu padu kehidupan. Maka temukanlah jalan menuju-Nya agar engaku cepat sampai kepada alamat yang telah menunggumu terlalu lama. Aku hanya bisa berkata bahwa temukanlah aku sebelum batas waktu umurku. Tentu temukan aku dalam hati mu bahwa memang itu jawabannya cepatlah datang. Sajak-sajakku telah ku utarakan, berpulang kepada mu wahai hati apa jawabanmu.  

Tersingkap tabir surya pada harapan dan kepercayaan ini begitu nyata wahai hati. Maka teruslah bersabar seperti apa yang diniatkan. Meski tak pernah terucap ia tak pernah bisa diukur dengan ucapan. Cukuplah hati yang tau jawabanya untuk merangkai kata-katanya. Seperti halnya cinta adalah kelebihan hati di dunia ini, dengannyalah kesyukuran itu ada. Ketika ia bertemu kata-kata, semua penantian yang lama ini terpendam akan mengalir begitu deras.

Sukma yang mengebu takbirkan cinta yang mencabik-cabik sabda betapa itu adalah yang tersuci. Cinta yang luas hingga mendirikan sebuah rumah untuk beranak -pinak dalam kasih sayang. Adakalanya, hujan bukan hanya sekadar sebuah musim di bumi ini. Kau tau kenapa, sebab dengan cinta hujan bermusim dimata manusia. Lihatlah sungai Nil dan Mesir itulah cinta yang nyata. Jika saja Tuhan tidak menakdirkan sungai Nil megalir di sana yang ada mesir hanyalah gurun pasir. Cinta, hanya sang pencipta yang mengetahui siapa yang mengisi hati. Insyaallah doa-doa sebagai pengaharapan untuk bersama merangkai keluarga sakinah mawadah warahmah dikemudian hari terus tertutur diakhir salat.

Teruntuk hati yang epik akan dia biarkan melebur bersama sang pencipta, tidak resah bahkan tergesa-gesa dalam memilih. Percayalah bahwa Umar bin Khatab pernah berkata bahwa apa yang melewatkan mu tidak akan menajdi takdir mu dan apa yang menjadi takdirmu tidak akan melewati mu. Bersabarlah duhai hati bahwa tulang punggung tidak pernah salah memilih tulang rusuknya.

Peribadatan yang khusyuk akan sang pencipta cinta adalah apa yang diharapkan kepada-Nya. Oh, nahkoda kehidupan, cinta yang bagaimana agar aku bisa berada di sampingmu. Apakah ada sebuah rahasia antara kita hingga kehidupan ini gersang tanpa kehadiranmu. Aku hanya inggin berlayar di kapalmu dan berjalan di rel yang sudah enggkau persiapkan sedari dulu. Kepada Tuhan-ku katakan mana cinta yang halal untukku pada kesendirian yang lama ini aku hanya menunggu. Biar tahun beribu musim aku tetap menunggu sampai senja tidak lagi mengorbit pada tataranya.

Biarlah cinta yang menentukan pendaratan yang ia inginkan selagi penantian itu pasti aku akan menunggu. Dengan kerelaan hati aku menunggu hingga tidak cantik lagi wajah ini. Perjuangan apapun akan perjuangakan hingga cinta berada tiga meter di atas langit. Hanya saja kesendirian itu begitu lama hingga yang dinanti sampai kealamatnya. Kepada hati yang bertuankan diri sendiri bersabarlah hingga massanya tiba keikhlasan adalah obatnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun