Mohon tunggu...
Marco RadeJuniver
Marco RadeJuniver Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Sumatera Utara

Saya adalah mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi yang memiliki ketertarikan dibidang jurnalistik

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Paradigma Konstruktivisme: Multi Realitas

26 Oktober 2022   16:50 Diperbarui: 26 Oktober 2022   16:56 7914
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Dalam kehidupan sehari-hari kita, kita sering melihat hal-hal disekitar kita yang kemudian membuat kita memikirkan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi hal tersebut. Contohnya adalah Ketika kita melihat sebuah kipas angin yang telah rusak, kita dapat mengatakan bahwa barang tersebut adalah Kipas angin atau kita dapat mengatakan barang tersebut sebagai barang rongsok.

Hal ini dikarenakan adanya pola pikir yang dipengaruhi oleh pengalaman-pengalaman yang telah kita lalui. Pemikiran kita yang dipengaruhi oleh lingkungan sekitar kita ini dapat kita sebut sebagai paradigma.

Paradigma konstruktivisme adalah salah satu dari beberapa paradigma sosial  yang menganggap bahwa suatu kebenaran atau suatu realitas sosial dapat dilihat sebagai wujud konstruksi dari lingkungan sosial kita, serta kebenaran yang kita lihat itu pasti bersifat relatif yang dimana berbeda bagi setiap orang.  Hal inilah yang dapat kita katakana sebagai multi realitas.

Paradigma konstruktivitas secara tegas mengatakan bahwa apa yang dialami dan dipikirkan seseorang akan suatu hal tidak dapat digeneralisasikan atau disamakan, Hal ini karena pengalaman yang berbeda tersebut yang menciptakan pola pemikiran  yang berbeda pula bagi setiap orangnya.

Kita tentunya dapat mewujudkan paradigma konstruktivisme ini dengan melakukan berbagai cara namun salah satu cara yang paling sering dilakukan adalah dengan melakukan diskusi kelompok yang menghasilkan pemikiran-pemikiran yang berbeda dari setiap anggota yang kemudian perbedaan tersebut dapat diolah untuk menemukan berbagai realitas yang ditemukan dari suatu hal ataupun suatu kejadian.

Dalam paradigma konstrutivisme, karena menganut multi realitas maka tidak ada yang dapat disalahkan atau dianggap tidak benar. karena dalam berpikir dengan metode ini kita harus memahami bahwa setiap orang terkonstruksi oleh lingkungan sosial yang berbeda satu sama lain. 

Penggunaan paradigma konstruktivisme biasanya untuk membantu proses penginterpretasian suatu hal serta untuk memahami bagaimana seseorang berpikir mengenai suatu hal dan apa yang membuat seseorang berpikiran berbeda dengan orang lain apabila ditinjau dari lingkungan seperti apa yang membentuk seseorang tersebut. (Marco Simanjunta, Ilmu Komunikasi Universitas Sumatera Utara)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun