Mohon tunggu...
Marcko Ferdian
Marcko Ferdian Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pencinta Monokrom dan Choir

Love what you have || Kompasianer pemula

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Menggaet Suara Kaum Muda di Tahun Politik 2024

4 Januari 2023   21:22 Diperbarui: 6 Januari 2023   20:28 956
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Pemilu/By by Element5 Digital/Sumber: pexels.com

Perbincangan tentang politik ini bukan hanya milik kaum intelektual, dan elit politik semata, namun dengan kemajuan teknologi digital, perbincangan tersebut telah menjadi menu harian semua kalangan dari paling bawah sampai atas.

Dengan demikian medsos telah memberi ruang bagi perbincangan politik dalam setiap lapisan masyarakat bahkan Habermas seorang filsuf Jerman sudah memprediksi jauh-jauh hari bahwa ada saatnya di mana akan terjadi public spahre.

Public sphare adalah sebuah ide tentang adanya ruang publik, di mana semua orang akan berpendapat dan berdebat tentang apa saja termasuk politik. 

Dalam perspektifnya, ruang publik merupakan ruang di mana orang akan masuk dan turut serta dalam percakapan politik tanpa merasa adanya tekanan. Dengan kata lain, ruang publik menjadi sarana untuk mengekspresikan perasaan, ide, pendapat secara bebas tanpa adanya tekanan.

Ilustrasi Penyampaian aspirasi kaum muda/By  Rosemary Ketchum/Sumber: pexels.com
Ilustrasi Penyampaian aspirasi kaum muda/By  Rosemary Ketchum/Sumber: pexels.com
Kaum Muda dan Komunikasi Politik Era Disrupsi

Tahun 2024 merupakan tahun di mana 190 juta atau sekitar 60 persen pemilih akan didominasi oleh kaum muda, maka peluang ini dapat dimanfaatkan para aktor politik yang berniat mengajukan diri menduduki jabatan-jabatan publik, mulai dari anggota parlemen, kepala daerah sampai presiden untuk menggaet suara tersebut sebagai pelumas untuk menduduki jabatan tersebut.

Kaum muda saat ini telah melihat medsos sebagai wahana seru untuk beraktivitas. Media digital ini berperan penting dalam proses hilirisasi informasi yang sarat akan nilai, sehingga aksi dan cara pandang kaum muda banyak terbentuk lewat arus informasi melalui media digital.

Lebih lanjut Kristanto menyebutkan bahwa media digital merupakan platform kaum muda untuk berdinamika politik. Semenjak pandemi, sirkulasi informasi melalui media digital berdampak pada pola komunikasi politik yang dekat dengan kaum muda.

Mereka merupakan konsumen sekaligus produsen pesan-pesan politik setiap hari secara intensif. 

Dalam tulisannya, Kristanto (2023) mengutip hasil penelitian Tapsel tentang kuasa media di Indonesia memberi pandangan bahwa perkembangan media digital menjadikannya sebagai pusat bagi kontestasi reformasi politik dan ekonomi serta menjadikan kaum muda untuk menegosiasi dan menavigasi pilihan politik mereka.

Dari studi CSIS tentang politik kaum muda, setidaknya ada tiga kemampuan yang harus dimiliki oleh para calon pemimpin jika ingin mendulang suara kaum muda yakni:

  • Menginisiasi perubahan,
  • Memimpin di waktu krisis, dan
  • Membuat kebijakan yang inovatif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun