Mohon tunggu...
Marcko Ferdian
Marcko Ferdian Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pencinta Monokrom dan Choir

Love what you have || Kompasianer pemula

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Penyebab dan Akibat Kekurangan Air

27 April 2022   12:59 Diperbarui: 7 Juni 2022   10:05 440
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Kekeringan/by Markus Spiske/Sumber : Pexels.com 

Air merupakan barang langka di beberapa wilayah Indonesia. Perubahan iklim dan alihfungsi hutan untuk tujuan komersial sering dijadikan kambing hitam terhadap kelangkaan tersebut.

Padahal kelangkaan air juga disebabkan oleh kebiasaan kita yang salah mengurusnya dan pemakaian yang berlebihan. Contoh, mungkin keran yang bocor terlihat sepele, dianggap hanya tets-tetes kecil saja.

Kenyataannya, kebocoran kecil pada keran kamar mandi, keran li menyebabkan kerugian besar secara ekonomi, dimana sekitar Rp. 8,3 Triliun terbuang percuma (link berita).

Kerugian ini hanya dialami oleh satu PDAM saja sementara di Indonesia ada sekian banyak perusahaan daerah yang bergerak dalam distribusi air. Jadi bisa dibayangkan berapa rupiah yang hilang dari hal yang dianggap sepele tadi bukan ?

Ancaman kelangkaan air bukan hanya berdampak pada kesehatan masyarakat tetapi juga mengancam ketahanan pangan hingga menimbulkan konflik.

Air Penting Untuk Kehidupan/by Jacob Kelvin.J/Sumber : Pexels.com
Air Penting Untuk Kehidupan/by Jacob Kelvin.J/Sumber : Pexels.com

Penyebab Kekurangan Air

Masalah kekurangan air dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah :

Pertama, perubahan iklim dan kekeringan. Kekeringan di beberapa wilayah di Indonesia merupakan fenomena dimana dalam kurun waktu tertentu tidak terjadi hujan sama sekali.

Sedangkan curah hujan secara alami dalam kurun waktu tertentu pula, jumlahnya bervariasi antara satu wilayah dengan wilayah lainnya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun