Mohon tunggu...
Marcko Ferdian
Marcko Ferdian Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pencinta Monokrom dan Choir

Love what you have || Kompasianer pemula

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Sebagai Penduduk Negara Beriklim Tropis, Kita Harus Tahu Hal Ini

30 September 2020   00:44 Diperbarui: 30 September 2020   00:52 503
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Banjir bandang Sukabumi/Sumber : cnnindonesia.com

Sebagai negara beriklim tropis Indonesia memiliki dua musim yakni musim kemarau dan hujan. 

Dengan adanya musim hujan, seperti sudah terkonek secara otomatis tentang waspada banjir, sehingga tak ada salah saya pikir untuk mengulas tentang hujan dalam tulisan ini. 

Letak Geografis Indonesia

Jangan kaget kalau ternyata posisi atau letak Indonesia yang dilalui khatulistiwa atau equator boleh dikatakan menjadi faktor kemungkinan di beberapa wilayah berpotensi memiliki dua kali puncak musim hujan. 

Sebagai negara tropis, sudah tentu sinar matahari menjadi makanan hari-hari kita. Radiasi matahari inilah yang membuat sehingga suhu menjadi panas. Bersamaan dengan naiknya suhu, tekanan menjadi rendah. Saat itulah angin akan bergerak dari tekanan tinggi ke rendah. 

Karena wilayah Indonesia ada di antara dua benua yakni Asia dan Australia, sehingga ketika peningkatan suhu akibat radiasi tadi, menyebabkan angin dari kedua benua ini akan bergerak menuju wilayah Indonesia yang bertekanan rendah tadi. 

ITCZ/Sumber : wikipedia.org/wiki/File:ITCZ_january-july.png 
ITCZ/Sumber : wikipedia.org/wiki/File:ITCZ_january-july.png 

Inter Tropical Convergence Zone

Perbedaan tekanan ini menyebabkan terbentuknya zona yang dikenal ITCZ ( Inter Tropical Convergence Zone ), yang bercirikan tempat berkumpulnya awan, tempat bertemunya angin pasat Timur Laut dan Tenggara, dan daerah dengan suhu muka laut maksimum. 

Angin pasat ini ketika bertemu membentuk daerah konvergensi yang disebut sabuk ITCZ (pita merah dan biru), dimana pergerakan ITCZ ini mengikuti gerak semu matahari yang bergerak utara selatan, menciptakan tekanan dan suhu yang kontras antara benua dan samudera. 

Ciri khas cuaca yang terbentuk ketika dilalui pita ini adalah hujan deras yang kadang diikuti petir dan angin kencang. 

Pita biru merupakan lokasi paling selatan dari ITCZ dan pada saat tersebut matahari berada di Selatan equator. Sehingga pada bulan Januari daerah yang di lewati oleh pita biru, akan mendapat curah hujan yang lebih banyak, begitupun sebaliknya.

Saat terjadi pergerakan semu matahari ke Utara dan diikuti pita merah ini, beberapa wilayah akan mengalami musim kemarau sebab, massa udara akan terkumpul pada daerah pita merah yang bergerak menjauh ke Utara.

Pergerakan ITCZ ini berdampak pada tipe hujan, dimana daerah yang dilaluinya akan mengalami tipe yang disebut tipe hujan equatoral. Jadi dalam setahun, ada wilayah yang mengalami dua puncak musim hujan, umumnya terjadi pada wilayah yang dilalui garis khatulistiwa.

Sedangkan wilayah yang hanya sekali dilewati ITCZ akan mengalami tipe yang disebut tipe hujan monsunal, yang umumnya terjadi di wilayah Selatan khatulistiwa

Demikian ulasan singkat tentang bagaimana letak atau posisi Indonesia mempengaruhi proses terbentuknya hujan. Memang proses terbentuknya hujan sangat dipengaruhi banyak faktor, selain dua hal yang dijelaskan tadi. 

Akhirnya saya menyadari dalam penjelasan ini mungkin ada hal yang terlewatkan, sehingga tambahan ilmu dari yang lain sangat baik diterima guna melengkapi kekurangan yang ada.

Salam Hangat

Sumber

[1], [2], [3]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun