Mohon tunggu...
Marcko Ferdian
Marcko Ferdian Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pencinta Monokrom dan Choir

Love what you have || Kompasianer pemula

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

"Providentia Dei", Requiescat In Pace Pak JO

10 September 2020   01:14 Diperbarui: 10 September 2020   01:08 328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Kompas.com

Tapi bagi saya itulah "Providentia Dei", itulah penyelenggaraan Allah. Pernyataan ini mengandung makna yang sangat dalam. Menggambarkan sikap perendahan diri dan penyerahan total serta pengakuan akan penyertaan Tuhan dalam kehidupan. Pencapaian selama hidup ini semata-mata hanya karena pernyertaan Tuhan sajalah. 

Sehingga kalau ditilik kembali perjalanan karir berdasarkan kutipan tersebut, kehidupan pribadi dan karir yang Pak Jakob Oetama bukan melalui perjalanan yang singkat dan ringan. Beda dengan orang yang menjadi pimpinan sebuah perusahaan besar, karena warisan dari orang tua, Pak Jakob memulai karirnya dalam dunia jurnalistik dari tingkat yang paling bawah.

Pekerjaannya menjadi redaktur mingguan dijalaninya dengan keseriusan dan tanggungjawab. Latar belakangnya sebagai guru membuat beliau harus belajar banyak tentang dunia jurnalistik, dan pemikiran-pemikiran kritis, dari orang-orang terdekatnya seperti Petrus Kanisius Ojong, dan Soe Hok Gie. Sudah pasti hal tersebut berdampak pada pemikiran beliau.

Bersama dengan P.K. Ojong, dirintislah majalah intisari, bermodalkan kedisplinan yang didapatnya semasa sekolah dan pengalamannya menjadi guru, mengantarkan Jakob Oetama dan P.K. Ojong mendirikan koran harian, yang akhirnya mengadopsi ide dari Presiden Soekarno untuk menamakannya KOMPAS yang menjadi petunjuk arah dunia jurnalisme tanah air.

Jakob Oetama bukan hanya menjadi tonggak jurnalisme, namun turut memberi warna dalam perjalanan jurnalisme Indonesia. Darinya media dikenal sebagai agent of change dengan melahirkan konsep dan sudut pandang yang kuat tentang peranan media untuk pembangunan bangsa.

Hal ini bisa terlihat ketika sebagai wartawan, kedua sahabat ini berusaha mengimbangi pengaruh komunis dengan menyuguhkan berita yang bersifat independen dengan tetap berpegang pada kebenaran, kecermatan dan moral pemberitaan.

Pak JO (inisial nama beliau), merupakan teladan, darinya lahir pikiran-pikiran yang mengedepankan humanisme. Sekalipun memiliki status dan kedudukan, beliau mampu menempatkan dan menahan diri dengan baik. Bekerja di belakang layar untuk memberi petunjuk dan kesempatan bagi generasi selanjutnya mengembangkan ide-ide kreatif yang tetap berpedoman pada dasar-dasar yang telah diletakkannya.

Perkembangan Kompas sampai saat ini adalah buah dari tangan dingin Pak JO. Perjalanan panjang melewati tiga era yaitu Orde Lama, Baru dan Reformasi semakin mematangkan beliau dalam menyikapi perkembangan bangsa. Selain bergerak dalam media jurnalistik, usaha kompaspun menyentuh usaha lain seperti hospitality, pendidikan, manufaktur, property, hingga digital.

Dari beliau kompas bukan hanya mengedepankan program-program yang kejar rating semata, tetapi tayangan-tayangan yang diberikan memberi inspirasi dan mendidik. Pak JO adalah seorang yang idealis terhadap dunia jurnalistik. Tetapi dengan idealis tersebut beliau mengabdikan diri untuk media dengan membangun dunia jurnalistik yang bermartabat. 

Semasa hidup, Pak JO dikenal sebagai sosok sederhana yang selalu mengutamakan kejujuran, integritas, rasa syukur, dan humanisme. Tanpa memandang status yang dimilikinya, dalam urusan pekerjaan beliau selalu memanusiakan manusia. Nilai kemanusiaan yang transendental  dipegang teguh oleh beliau sampai akhir hayatnya. Nilai ini ditanamkan dengan kuat sebagai dasar dari Kompas Gramedia Grup.

Idealismenya tersebut diterapkan dalam setiap bisnis Kompas Gramedia yang mengarah pada satu tujuan utama, yaitu mencerdaskan kehidupan Bangsa Indonesia. Misal, toko buku Gramedia, menyajikan buku-buku yang berisi beragam jenis bacaan. Dengan semangat humanismenya, beliau sangat berusaha untuk mengenalkan dunia lewat bacaan-bacaan yang baik dan berisi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun