Mohon tunggu...
Marcko Ferdian
Marcko Ferdian Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pencinta Monokrom dan Choir

Love what you have || Kompasianer pemula

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Lahir Baru di Tengah Pandemi

20 Agustus 2020   16:56 Diperbarui: 20 Agustus 2020   17:01 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : kompas.com

Ancaman covid-19 memang menghantui semua negara termasuk Indonesia. Baru saja "naik" status menjadi negara yang berpendapatan menegah atas (upper middle income country ) kini harus menelan pil pahit akibat penurunan  pertumbuhan ekonomi. 

Data terbaru dari Gugus Tugas Nasional Penanganan Covid-19 menyebutkan kasus positif di Indonesia berada pada kisaran 144.945 kasus dimana efeknya  berimbas pada perekonomian Nasional. 

Ujung-ujungnya terjadi PHK, penundaan kontrak kerja dan banyak pekerja yang dirumahkan. Tapi bukan tipikal bangsa kita jika tidak memiliki semangat juang yang tinggi apalagi pada bulan ini baru saja kita merayakan HUT ke -75 Kemerdekaan tanggal 17 Agustus kemarin. 

Hal Baru Dari Perayaan Kemerdekaan
Peristiwa sejarah pada pukul 10.17 (sesuai zona waktu tiap wilayah) kemarin, menunjukkan bahwa semangat nasionalisme kita tidak luntur sekalipun dibayang-bayangi pandemi. Jujur saya sendiri merasa bangga sekaligus haru melihat dibeberapa wilayah tepat pukul 10.17 semua aktivitas dihentikan, masyarakat turun dari kendaraan mengambil sikap sempurna menghormati bendera diiringi kumandang lantang Indonesia Raya. 

Ditengah situasi bangsa, jiwa-jiwa kita seolah-olah berteriak MERDEKA.!!! tidak ada batasan yang memisahkan sesama saudara bangsa, semua satu suara sepakat melantangkan Indonesia Raya Merdeka, Tanahku Negeriku Yang Kucinta. 

Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya perayaan HUT 75 RI kali ini sangat beda, sistem virtual menjadi penghubung utama dalam setiap kegiatan, bahkan dalam pidato kenegaraan. Dalam kegiatan tahunan presiden ini, tamu undangan dibatasi sehingga gedung DPR banyak yang kosong, dan kehadiran wakil rakyat diganti dengan tatap muka secara virtual hal inipun sempat disinggung Jokowi dalam pidatonya. 

Terlepas dari itu, kebiasaan Presiden yang konsisten selalu tampil dengan busana tradisional menjadi sorotan media, dan kali ini  busana dari Suku Sabu menjadi pilihannya. Suku Sabu adalah salah satu suku yang mendiami wilayah pemerintahan Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur, dimana busana tenun yang dipakai Jokowi didominasi warna hitam yang dikombinasikan dengan warna keemasan. Bagi saya, busana Jokowi memberi pesan tersendiri. 

Warna hitam yang digunakannya seolah-olah menunjukkan keadaan Indonesia sekarang ini, yang dilanda cobaan. Pada umumnya masyarakat di wilayah Timur Indonesia akan menggunakan pakaian berwarna dasar gelap ketika mereka mengalami, atau menghadiri keluarga yang berduka. 

Menggambarkan bahwa mereka ikut berduka atas kepergian sanak keluarga. Kehadiran mereka selain ikut berbela rasa, juga memberi semangat untuk keluarga yang mengalami kedukaan bahwa hidup harus terus dijalani dan kami adalah bagian dari keluargamu sehingga kehidupanmu tidak dijalani sendiri.

Sekalipun didominasi hitam, busana Jokowi dikombinasi dengan emas yang menandakan ditengah kesulitan yang dialami bangsa ada harapan yang menanti, ada peluang yang harus kita capai. Jangan terlalu larut dalam keadaan, tapi optimis dan pantang menyerah. 

Dalam pidatonya Jokowi menganalogikan kondisi bangsa dengan komputer yang di-setting ulang, mengalami hang, dan harus di-reboot. "Semua negara harus menjalani proses mati komputer sesaat, harus melakukan re-start, harus melakukan re-booting. Semua negara mempunyai kesempatan men-setting ulang semua sistemnya". 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun