Mohon tunggu...
Christopher M
Christopher M Mohon Tunggu... Jurnalis - Pelajar SMA Kolese Loyola Semarang

Ad Maiorem Dei Gloriam

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Apakah Mereka Pantas Menanggung Risiko untuk Kita?

24 Agustus 2019   00:19 Diperbarui: 24 Agustus 2019   00:29 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dan dengan akibat yang ditimbulkan sangat besar, apakah kita masih bisa setuju dengan penggunaan simpanse dalam skala global untuk percobaan obat untuk penyakit yang cukup berbahaya, yaitu HIV?   

Banyak yang mengatakan kalau simpanse memiliki genetik yang sangat mirip dengan manusia, pada tahun 2011 pernah ada perdebatan yang mempertimbangkan untuk penggunaan simpanse sebagai bahan uji coba penawar dari virus HIV. Namun, seorang ahli jantung dan peneliti hewan bernama John, mengatakan "ada jalan yang lebih baik ketimbang menggunakan simpanse untuk percobaan." Dikatakan juga selama 3 dekade terakhir penggunaan simpanse untuk bahan percobaan di anggap sudah tidak efektif. Karena pada beberapa individu manusia sudah ada yang bisa mengantisipasi dan secara tidak langsung dapat di simpulkan bahwa tubuh manusia resitan atau dapat menolak terhadap virus HIV tersebut. (John J. Pippin, 2016)

Maka dari itu, dapat di simpulkan bahwa adanya ketidakefektifan yang terjadi jika menggunakan bahan percobaan simpanse. Dari banyak sumber yang sudah di dapatkan, terdapat lebih banyak kerugian ketimbang keuntungan yang didapat jika menggunakan simpanse sebagai bahan uji coba. Disamping itu, penggunaan simpanse sebagai bahan uji coba juga dapat merusak ekosistem yang sudah berlangsung selama ribuan tahun.

Daripada merusak ekosistem dan lain sebagainya, mengapa kita tidak mau memikirkan hal lain? sebenarnya sudah di temukan obat yang bisa mengontrol dan membuat kita bisa hidup berdampingan dengan virus HIV. Obat tersebut sering dinamakan terapi antiretroviral (ART). Mengapa di sebut terapi? Karena obat ini harus di minum seumur hidup bagi penderita. Obat ini harus di konsumsi seumur hidup karena obat ini tidak menghilangkan virus HIV dalam tubuh, melainkan fungsi dari obat ini adalah mengontrol dan memperlambat penyebaran HIV di dalam tubuh penderita. (Avert, 2019)

Dalam Penanganan HIV, obat-obatan ART yang sering digunakan untuk mengatasi virus HIV adalah sebagai berikut:

  • Nucleoside / nucleotide reverse transcriptase inhibitor (NRTIs), juga disebut analog nukleosida, seperti abacavir, emtricitabine, dan tenofovir. Obat-obatan ini sering dikombinasikan untuk hasil terbaik.
  • Nonnucleoside terbalik transcriptase inhibitor (NNRTI), seperti efavirenz, etravirine, dan nevirapine.
  • Protease inhibitor (PI), seperti atazanavir, darunavir, dan ritonavir.
  • Entry Inhibitors (EI), seperti enfuvirtide dan Maraviroc.
  • Integrase Inhibitors (II), dolutegravir and Raltegravir.

Dari obat obatan tersebut ada obat yang dijadikan dalam 1 pil, sehingga dapat mengurangi jumlah pil yang di minum oleh penderita virus HIV. (Kompas, 2015)

Maka dari itu, kalau memang bisa hidup berdampingan kenapa tidak? Kalau bisa berdamai dengan masalah, kenapa tidak? Sehingga penggunaan simpanse untuk bahan uji coba bisa berkurang dan di harapkan kerusakan yang di timbulkan belum parah. Karena simpanse adalah makhluk hidup juga dan mendapatkan hak untuk hidup. Apakah mereka patut untuk menerima penderitaan dan segala kesengsaraan untuk kita? TENTU SAJA TIDAK!

References

Avert. (2019, july 17). about HIV and AIDS. IS THERE A CURE FOR HIV AND AIDS?, p. 1.

BBC. (2014). Ethics Guide. Experimenting on animals, p. 6.

John J. Pippin, M. F. (2016, maret 7). Independent Science News. Why Chimpanzee-Testing in Medicine Had to End, p. 1.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun