Mohon tunggu...
Marcelino Liputra
Marcelino Liputra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/Pelajar

Saya adalah mahasiswa aktif di Universitas Pembangunan Jaya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Bercanda Kok Begitu

17 Desember 2022   19:45 Diperbarui: 17 Desember 2022   19:50 367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi bercanda yang berlebihan

Tahukan kalian, bercanda adalah hal yang wajar sekali di kehidupan sehari-hari. Bercanda juga bisa berdampak positif bagi diri sendiri dan orang lain. Hal itu disebabkan karena pada saat kita bercanda, kita merasa bahagia dan imunitas tubuh kita jadi meningkat. Jadi, bercanda merupakan salah satu bagian penting di hidup kita. Ada juga yang mengatakan "Perbanyak bercanda supaya awet muda", kalau dipikir-pikir, ada benarnya juga pernyataan tersebut.

"Setahuku bercanda itu lucu, bukan menyakitkan" (Fiersa Besari)

Hal itu juga dibuktikan dalam penelitian dari The Norwegian University of Science and Technology bahwa orang yang senang bercanda bisa terhindar dari depresi dan memiliki kekebalan tubuh yang lebih optimal. Peneliti juga mengatakan kalau orang yang suka bercanda lebih bisa menikmati dirinya sendiri dan bisa lebih santai dalam menyampaikan sesuatu karena mereka bisa menyelipkan humor di dalamnya.

Tetapi, bercanda juga ada aturannya dan harus dilakukan agar tidak memakan korban, entah itu korban yang kehilangan kepercayaan diri, harga diri, atau korban yang bisa saja kehilangan nyawanya. Oleh karena itu, banyak sekali hal yang harus diperhatikan dari candaan yang akan kita lakukan. Hal tersebut harus dilakukan agar semua orang bisa sadar, apakah candaan yang dilakukan sudah benar? Kalau belum, pembahasan di bawah ini akan sangat penting. Mari kita simak penjelasan di bawah ini.

Sekilas Tentang Bercanda

Candaan atau gurauan memang diperlukan di kehidupan sehari-hari. Hidup akan terasa datar jika tidak ada candaan di dalamnya. Bahkan ada yang bilang kalau seseorang bisa mengalami penuaan dini jika hidupnya terlalu serius. Akan tetapi, bercanda juga harus ada etikanya dan saya juga setuju dengan pernyataan tersebut. Kita harus bisa membedakan mana candaan yang baik dan tidak baik. Pada intinya, candaan kita harus baik dan benar agar tidak merugikan diri sendiri maupun orang lain. 

Masalahnya, masih banyak orang-orang dari semua kalangan usia yang belum bisa membedakan mana candaan yang baik dan tidak baik. Hal itu disebabkan karena masih minimnya pengertian dari orang banyak tentang dampak candaan yang kelewat batas sehingga berdampak merusak. Banyak orang, entah itu anak kecil, remaja, dan orang dewasa yang masih sering kelewatan dalam bercanda. Karena dampak yang ditimbulkan bisa negatif, maka kita harus memberi tahu etika bercanda sejak dini kepada generasi kita. Mari kita simak tujuan utama dari bercanda yang sebenarnya. 

Tujuan Utama Bercanda

Tujuan utama dari bercanda adalah menghilangkan rasa bosan, lemas, serta memperbarui suasana dengan candaan yang kita lakukan. Hal ini bisa memotivasi kita untuk melakukan banyak hal yang lebih bermanfaat. Selain itu, bercanda juga digunakan untuk mencairkan suasana dan membuat orang lain merasa senang. Contohnya saat kita berkenalan dengan orang baru di sebuah lingkungan, sebagian besar orang pasti akan merasa canggung. Tujuan bercanda untuk mencairkan suasana inilah yang sangat terpakai. Suasana akan menjadi lebih fleksibel dan kita bisa membuka topik pembicaraan dengan lebih mudah. 

Aturan dalam Bercanda

Bercanda memiliki aturan yang tidak boleh melebihi batas. Jangan sampai kita menjatuhkan harga diri orang lain karena candaan kita. Kita juga harus bisa membedakan, mana orang yang bisa dan tidak bisa diajak bercanda. Sebagian orang mungkin akan tersinggung dengan candaan kita. Tak kalah penting, jangan membuat candaan dengan hal yang bersifat sensitif, misalnya tentang hal agama, politik, dan hal sensitif lainnya. Semua orang memiliki pandangan tersendiri tentang hal itu dan sebaiknya kita tidak menjadikannya sebagai bahan candaan.

Hal di atas merupakan jenis aturan dalam bercanda yang bisa dibilang dapat meminimalisir terjadinya perselisihan, hilangnya kepercayaan, dan harga diri seseorang. Ada juga candaan yang dapat merenggut kepercayaan diri seseorang dan juga bisa membuat nyawa orang melayang. Ada candaan yang membuat orang kehilangan rasa percaya diri dan akhirnya memilih untuk mengakhiri hidupnya. Serta ada perilaku yang dianggap hanya sebatas bercanda, tetapi akibatnya fatal dan menghilangkan nyawa orang. Tentu saja hal tersebut sangat jauh dari kata benar dan akhirnya menjadi sebuah kasus yang perlu diperhatikan dan harus diperbaiki. Oleh karena itu, etika bercanda dari segi perkataan dan perilaku harus diterapkan sejak awal.

Dampak Bercanda yang Berlebihan

Orang yang sering bercanda, biasanya akan selalu dinanti kehadirannya. Kalau tidak ada mereka, suasana akan terasa hambar dan tidak seru. Akan tetapi, sering sekali mereka yang suka bercanda tidak sadar kalau candaan mereka kelewatan. Dikutip dari Womantalk, berikut ini adalah beberapa dampak negatif dari candaan yang melebihi batas. 

Merusak Hubungan dengan Orang Lain

Candaan yang melebihi batas bisa membuat orang tersindir dan tersinggung. Tentunya kita tidak ingin merusak hubungan pertemanan karena candaan yang seharusnya tidak kita lakukan.

Hilang Respect dari Orang Lain

Karena candaan kita yang keterlaluan, orang menjadi malas bergaul dengan kita dan memilih untuk menghindar.

Melakukan Bullying Secara Tidak Sadar 

Mungkin niat awal kita hanya sebatas bercanda, tetapi orang lain menganggapnya sebagai bullying.

Bisa Kehilangan Empati

Semakin sering kita mengeluarkan candaan yang melebihi batas, di titik ini kita semakin menganggapnya sebagai hal yang wajar.

Hilangnya Nyawa Seseorang

Yang terakhir dan tidak kalah penting, candaan yang melebihi batas juga bisa membuat orang merasa dihina. Mereka bisa melakukan tindakan yang keji karena merasa emosi. Mari kita lihat contoh kasusnya di bawah ini.

Contoh Kasus

Dilansir dari SuaraSumsel.id, terdapat sebuah kasus di Desa Sungai Tenang Atas, Kecamatan Gumay Talang, Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan. Kasus tersebut terkait dengan penikaman hingga menewaskan seseorang karena sebuah candaan. Korban kasus tersebut bernama Darwan yang tewas di tangan temannya sendiri bernama Junaidi. Kejadian tersebut berawal dari Darwan yang memeloroti celana pelaku. Sayangnya candaan Darwan dianggap berlebihan oleh Junaidi sehingga membuatnya emosi. Junaidi langsung mengambil senjata yang ada di dekatnya dan menikam dada korban.


Dari kasus di tersebut, kita bisa mengerti dampak terburuk dari candaan yang berlebihan selain hilangnya respect adalah hilangnya nyawa seseorang. Oleh karena itu, kita harus tetap punya aturan jika ingin bercanda. Jangan sampai candaan yang kita lakukan dapat menimbulkan rasa sakit hati terhadap orang lain yang akhirnya bisa merugikan diri kita sendiri. Jika orang sudah tidak respect dengan kita, ucapan kita yang penting pun akan dianggap sebagai omong kosong. Oleh karena itu, tetaplah ikuti aturan-aturan bercanda seperti yang sudah disebutkan di atas. Semoga semakin banyak masyarakat yang sadar akan pentingnya etika dalam bercanda dan menerapkan hal tersebut kepada generasi-generasi selanjutnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun