Mohon tunggu...
Marceline Yudith
Marceline Yudith Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

typically INTJ :) I'm small and may not look like it, but I chase my dreams like a mad tiger.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Indahnya Keramahan Portugal

11 September 2013   01:39 Diperbarui: 24 Juni 2015   08:04 2234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Memilih tujuan wisata ke Eropa

Ketika orang ingin pergi jalan-jalan ke Eropa dan memilih negara tujuan, Portugal biasanya kalah pamor dengan Italia atau Perancis. Bahkan teman-teman kuliah saya di Jerman, semuanya lebih memilih untuk berkunjung ke Spanyol ketika memutuskan untuk jalan-jalan ke Eropa Selatan. Padahal Portugal sebenarnya juga tidak kalah indah lho. Saya kira, alasannya adalah, Barcelona sudah lebih terkenal, semua teman sudah pergi kesana dan mereka bilang bagus. Banyak orang yang sekiranya memilih tempat tujuan liburan yang lebih terkenal. Karena terkadang memilih tujuan wisata itu seperti membeli barang, kalau sudah lebih terkenal brand-nya, ya itu yang dipilih. Apalagi kalau ke Eropa, semua bilang kan keren, habis itu buru-buru foto lalu upload di facebook. Bener nggak tuh. Kalau saya sih, justru lebih senang mengunjungi tempat yang orang lain belum banyak mengunjungi.

Alasannya sederhana, berlibur kan ingin merasakan suasana yang berbeda. Untuk saya yang sedang kuliah dengan jadwal yang sangat padat dan sebetulnya tidak punya libur karena seluruh waktu libur digunakan untuk mengerjakan laporan riset sebagai pengganti ujian, saya lebih suka suasana yang lebih sepi, tapi tetap indah. Kesempatan itu datang ketika sebuah layanan airline memberikan tawaran murah untuk beberapa negara tujuan, dan Portugal termasuk diantaranya.

Maka berangkatlah saya ke Portugal. Disana saya tinggal selama empat hari. Sebagian besar waktu saya habiskan di kota kecil bernama Porto. Kota ini kecil tapi indah, pantai dan kota tua semuanya dekat dengan jangkauan Metro. Saya memilih untuk tidak berkunjung ke ibukota karena selain jauh, saya justru ingin berkunjung ke Agueda, kota terpencil yang memiliki satu jalan kecil penuh payung warna-warni. Jalan ini dikenal dengan nama Umbrella Road, dan hanya dibuka dari Juli hingga September. Saya kira ini unik, dan karena kota ini kecil, kemungkinan besar bahkan lebih sepi dari Porto. Satu rahasia kecil, sebetulnya saya sudah lama kepincut dengan jalanan penuh payung warna-warni tersebut, jadi ini adalah tujuan utama saya.

13788374311240828280
13788374311240828280

Keramahan Portugal terhadap turis

Salah satu faktor yang sering dilupakan orang ketika berwisata adalah, keramahan orang-orangnya. Kan nggak enak berwisata ke tempat indah tapi penduduk lokalnya kurang welcome. Padahal saya yakin salah satu alasan wisatawan yang sudah pernah ke Indonesia dan ingin kembali adalah keramahan orang-orangnya. Tapi Portugal tidak hanya memiliki orang-orang yang sungguh ramah, juga fasilitas yang sangat 'ramah' untuk wisatawan. Contohnya, walaupun di kota kecil ini tidak begitu banyak yang bicara bahasa Inggris dengan lancar, jika anda berhenti di jalan untuk bertanya ke warga setempat yang merasa kurang bisa membantu anda dalam bahasa Inggris, ia akan berusaha mencari orang lain yang bisa membantu anda. Setidaknya, sepengalaman saya sih begitu. Menurut saya, dibandingkan negara-negara Eropa lain yang pernah saya kunjungi, penduduk Portugal jauh lebih ramah.

13788379901511295758
13788379901511295758

Saya teringat cerita sahabat saya dari Yunani yang saat itu berkunjung ke negara sebelah. Rupanya penduduk di negara tersebut kurang ramah terhadap turis bahkan terkadang agak kasar. Ketika ia bertanya alasannya kepada tour guide, jawabannya begini: "Karena kami dulu dijajah banyak negara, sekarang kami dijajah turis." Saya kaget. padahal saya kira, jika memang hidup dari turis, bukankah seharusnya lebih ramah terhadap turis supaya lebih banyak yang berkunjung di masa mendatang? Hal ini membuat saya lebih kagum lagi terhadap Portugal. Porto mungkin bukan tujuan utama wisata karena ia hanya kota terbesar kedua di Portugal, dan orang mungkin belum banyak memilih kesana karena jauh dengan Lisbon. Tapi Porto membuat saya kagum karena bahkan hal kecil seperti ini membuat turis lebih betah, dan mencerminkan bahwa mereka sadar income mereka banyak datang dari turis, sehingga mereka juga harus siap menerima turis dengan baik. Saya kira, ini hal yang patut dicontoh oleh negara-negara yang salah satu pendapatannya dari pariwisata, termasuk Indonesia.

Bukti tidak hanya saya dapatkan dari penduduknya. Ketika saya berkunjung ke pantai, udara sedang panas-panasnya, kurang lebih 35 derajat C. Seolah mengerti kebiasaan turis yang senang sunbathing dan mandi air laut, pantai ini menyediakan tenda-tenda kecil untuk istirahat dan ganti pakaian secara gratis. Inilah yang saya maksud. Bayangkan jika kita ingin menghabiskan waktu di pantai seharian di hari yang sangat panas tanpa tenda, dan ingin mandi air laut. Air laut saat itu sedang dingin, dan kombinasi air yang dingin dan udara yang panas mungkin akan membuat kita merasa tidak nyaman ketika ingin mengeringkan tubuh dan ganti pakaian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun