Mohon tunggu...
Afifuddin lubis
Afifuddin lubis Mohon Tunggu... Pensiunan PNS -

Selalulah belajar dari siapapun

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

"Panaekkon Gondang," Acara Dimulainya Menabuh Gendang pada Acara Adat Mandailing

28 Januari 2019   01:19 Diperbarui: 28 Januari 2019   02:06 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gordang Sambilan sedang ditabuh .Dok.Pribadi

Sungguh kaya tradisi bangsa kita yang terdiri dari ratusan suku bangsa ini .Setiap masyarakat adat punya tradisi yang punya makna yang dalam.

Salah satu momen penting pada setiap acara adat itu ialah acara adat perkawinan. Mandailing sebagai salah satu suku di Indonesia tercinta ini juga punya serangkaian acara adat perkawinan.

Artikel ini akan membicarakan salah satu rangkaian adat perkawinan itu yaitu yang berkaitan dengan "Panaekkon Gondang". Secara harfiah panaekkon berarti menaikkan sedangkan gondang berarti gendang.

Namun kalau kedua kata itu digandeng ,artinya menjadi, acara mulai ditabuhnya gendang adat. Gendang adat yang dimaksud itu ialah " Gordang Sambilan" yang artinya sembilan gendang yang punya diameter yang lebar.

Saya pernah mendengar  penjelasan seorang ahli etnomusikologi yang menyatakan, gendang Mandailing ini merupakan alat musik perkusi terbesar kedua diameternya diseluruh dunia. Menurutnya alat perkusi terbesar ada di Afrika.

Gordang Sambilan terdiri dari sembilan gendang besar ,dua gong besar dua gong kecil dua gendang ukuran menengah serta alat musik tiup ,seruling atau serunai.

Sebagai bahagian dari perangkat adat Gordang Sambilan  ini tidak setiap waktu boleh dibunyikan. Ada waktu tertentu ,pada saat mana musik tradisional ini boleh ditabuh. Gordang itu boleh ditabuh pada acara adat perkawinan .Perangkat adat itu dapat ditabuh pada perkawinan adat anak laki- laki maupun pada perkawinan adat anak perempuan.

Perkawinan anak laki laki disebut "Horja Haroan Boru" (pesta adat kedatangan menantu perempuan) dan perkawinan adat anak perempuan disebut "Horja Pabuat Boru" (pesta adat melepas putri menuju rumah mertuanya).

Tetapi perlu dicatat Gordang boleh ditabuh apabila pada acara adat  itu yang dipotong adalah kerbau. Dalam bahasa adat Mandailing ,kerbau disebut sebagai "Manuk Na langka - langka Indalu".

Untuk itu ,apabila yang punya hajat sudah menyiapkan "Manuk na langka-langka Indalu" sebagai hewan sembelihan lah baru Gordang Sambilan diperkenankan untuk dibunyikan. Kerbau biasanya disembelih pada hari H pesta adat.

Walaupun kerbau sudah disiapkan untuk disembelih ,tetapi untuk mulai menabuh Gordang Sambilan juga harus melalui serangkaian acara adat. Biasanya, Gordang mulai ditabuh pada H-1 atau H-2 sebelum acara puncak adat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun