Mohon tunggu...
Afifuddin lubis
Afifuddin lubis Mohon Tunggu... Pensiunan PNS -

Selalulah belajar dari siapapun

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Masih Menarikkah Nonton Debat Pilpres Tahun Ini?

11 Januari 2019   05:49 Diperbarui: 11 Januari 2019   08:28 375
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Debat Pilpres 2019 akan dimulai pada 17 Januari 2019 mendatang dengan thema Hukum  yang mencakup HAM, Korupsi dan Terorisme. Ada perbedaan mendasar debat Pilpres tahun ini dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.

Tahun ini, sebelum pelaksanaan debat kepada masing-masing capres dan cawapres terlebih dahulu diberikan kisi-kisi pertanyaan. Dalam kata lain, pemberian kisi-kisi ini artinya sama dengan memberi bocoran soal kepada para pasangan calon. Pemberian kisi-kisi atau bocoran ini tentu akan memudahkan para pasangan untuk menguasai pokok bahasan yang akan ditanyakan.

Terhadap hal yang demikian, saya jadi teringat ketika akan mengakhiri ujian akhir sewaktu duduk di kelas 6 SD dimasa lalu. Salah satu mata pelajaran yang akan diuji ialah pengetahuan tentang Ilmu Bumi atau sekarang disebut geografi.

Salah satu hal yang paling berat dalam ujian Ilmu Bumi itu ialah, menjawab soal ketika kepada para murid ditunjukkan peta buta. Pada lembar soal yang dibagikan, ada peta sepotong pulau dan tidak ada keterangan apapun tentang peta itu. Kemudian pada peta itu ada sebuah titik yang diberi garis tebal. Tugas para murid yang sedang ujian lah untuk menyebut dimana dan apa nama kota yang ada di peta itu.

Misalnya pada peta yang kemudian diketahui sebagai peta Jawa Timur, ada sebuah titik yang sudah dekat dengan peta Bali, maka murid yang sedang ujian akan dapat memastikan bahwa titik pada peta itu adalah Banyuwangi.

Tetapi oleh karena para murid yang akan ujian tidak punya bocoran tentang wilayah mana yang akan ditanyakan, maka seluruh pulau pulau dan tempat tempat penting di Nusantara ini harus dikuasai.

Andainya diberitahu sebelumnya bahwa yang akan ditanyakan hanya mengenai Provinsi Jawa Timur maka setiap murid cukup menguasai peta dan tempat-tempat penting di provinsi itu. Tentu bocoran yang demikian akan mengurangi beban murid untuk persiapan ujian akhirnya.

Dengan contoh yang demikian maka masing-masing kandidat yang akan mengikuti debat, tidak harus perlu menguasai seluruh materi debat sesuai tema yang ditentukan. Karenanyalah ketika disebutkan kisi kisi pertanyaan sudah disampaikan kepada para capres dan cawapres banyak komentar yang mengemuka.

Wakil Presiden Jusuf Kalla misalnya memberi komentar dengan dibocorkan nya kisi-kisi maka debat yang terjadi bukan lagi debat capres-cawapres tetapi bergeser menjadi debat antar timses. Mengapa mantan Ketua Umum Golkar itu mengatakan hal yang demikian? 

Karena para calon yang akan berdebat akan menyerahkan bocoran pertanyaan itu kepada masing masing  tim suksesnya dan tim itulah yang akan menyiapkan pertanyaan atau jawaban berkaitan dengan tema yang dibahas.

Tentang pemberian bocoran atau kisi kisi sebelum debat Pilpres itu, menurut saya ada lagi hal yang cukup menggelikan. Kedua tim sukses pasangan calon sepertinya saling meledek, seolah-olah usulan pemberian bocoran itu bukan berasal dari kubunya dan menyebutnya berasal dari kubu lain.

Mengemukalah kalimat-kalimat seperti hal itu dilakukan agar Jokowi bisa bawa contekan atau juga kalimat yang mengatakan ,agar Prabowo tidak sebut Haiti berada di Afrika. 

Mengapa hal ini menggelikan? Karena nyatanya kebijakan untuk memberi terlebih dahulu kisi-kisi itu merupakan kesepakatan kedua tim sukses bersama dengan Komisi Pemilihan Umum (KPU). Tetapi sesudah kesepakatan dirumuskan masing masing pihak menggoreng hal tersebut menjadi isu politik .

Seperti diketahui bahan atau soal yang akan ditanyakan disiapkan oleh panelis dan nantinya pertanyaan itu akan diajukan kepada peserta debat oleh Moderator .

Untuk panelis pada debat 17 Januari ialah ,1).Hikmahanto Juwana ( Guru Besar Hukum UI),2) Prof DR Bagir Manan ( Mantan Ketua MA),3).Ahmad Taufan Damanik ( Ketua Komnas HAM) ,4).Bivitri Susanti ( Ahli Tata Negara ,5).Margarito Kamis ( Ahli Tata Negara ) dan 6).Agus Rahardjo ( Ketua KPK). 

Penentuan ke-6 panelis ini berdasarkan kesepakatan ,tim kampanye masing masing pasangan calon bersama KPU. Sedangkan yang akan bertindak sebagai Moderator ialah Ira Koesno dan Imam Priyono. 

Mengingat kisi- kisi telah diberikan sebelum debat maka muncul kekhawatiran debat Pilpres tahun ini menjadi kurang menarik. Seolah-olah untuk menjawab kekhawatiran itu Ketua KPU Arif Budiman telah mengemukakan pendapatnya. Arief Budiman memastikan debat Pilpres 2019 lebih seru dan bukan guyonan. Menurutnya pada debat 2019 ini ,alur debat akan lebih terasa dengan mekanisme yang baru ini. Ketua KPU itu selanjutnya menjelaskan ada enam segmen dalam debat ini. 

"Segmen pertama akan diisi penyampaian visi misi capres dan cawapres. Pada segmen dua dan tiga ,kandidat akan menjawab pertanyaan yang dibuat panelis. Menurut Arief, pertanyaan yang dibuat panelis itu bisa ditanggapi oleh kandidat lain. Artinya kandidat yang tidak ditanya oleh panelis pun akan bisa menjawab atau menjelaskan pertanyaan itu. Kandidat yang tidak ditanya juga bisa memberi tanggapan atas jawaban kandidat lawan. Selanjutnya pada segmen keempat dan kelima, dua kandidat akan saling lempar pertanyaan. Mereka juga menanggapi jawaban dari kandidat lainnya," ujar Arief.

Berdasarkan keterangan tersebut maka saya melihat segmen dua sampai lima sangat menarik untuk diikuti.

Pada segmen dua dan tiga misalnya, kandidat yang tidak ditanya oleh panelis akan diperbolehkan memberi tanggapan terhadap pertanyaan yang diajukan oleh moderator. Apabila kandidat itu menggunakan kesempatan memberi tanggapan maka penonton debat akan dapat langsung membandingkan kualitas jawaban yang disampaikan masing-masing kandidat. 

Penonton akan dapat langsung membandingkan kandidat mana yang lebih menguasai materi yang diperdebatkan. Penonton akan langsung dapat membandingkan jawaban kandidat mana yang tepat dan kandidat mana yang ngawur. Penonton akan langsung dapat membandingkan jawaban mana yang lebih proporsional dan jawaban mana yang lebay.

Begitu juga halnya untuk segmen empat dan lima saat mana para kandidat saling lembar pertanyaan. Bisa saja, pertanyaan tersebut telah disiapkan timnya atau dengan kata lain kandidat membawa "contekan", tapi dari cara bertanya atau cara menjawabnya akan terlihat apakah itu orisinal berasal dari dirinya atau bersumber dari contekan.

Berkaitan dengan hal hal tersebut maka saya menilai ,debat Pilpres 2019 ini masih tetap menarik untuk ditonton .

Selamat berdebat!

Sumber : Kompas.com ,10/01/2019 ,Ketua KPU Pastikan Debat Pilpres 2019 Lebih Seru,Bukan  Guyonan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun