Mohon tunggu...
Afifuddin lubis
Afifuddin lubis Mohon Tunggu... Pensiunan PNS -

Selalulah belajar dari siapapun

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jadi Pengacara Jokowi- Ma'ruf Amin, Yusril Katakan Prabowo-Sandi Tidak "Take And Gift"

7 November 2018   06:13 Diperbarui: 7 November 2018   09:10 769
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Yusril Ihza Mahendra, siapa yang tidak kenal nama ini. Selain pengacara yang piawai ia juga adalah politikus handal yang sekarang menjabat sebagai Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB).

Walaupun pada masa lalu itu terutama di masa pemerintahan SBY, PBB tidak punya banyak kader yang duduk di Senayan, tetapi Yusril cukup lihai melakukan berbagai manuver politik.

Di masa pemerintahan SBY, sosok putra Bangka- Belitung ini pernah menjabat sebagai Menteri Sekretaris Negara dan juga sebagai Menteri Hukum dan HAM. Selain Yusril, politisi PBB lainnya yang pernah duduk di kabinet SBY adalah MS Ka'ban yang menduduki jabatan sebagai Menteri Kehutanan.

Tetapi di masa pemerintahan Jokowi- JK terlihat Yusril mengambil jarak dan terkesan secara politik ia berseberangan dengan Jokowi. Begitu juga halnya menjelang penentuan capres dan cawapres, Yusril terlihat berada pada kubu Prabowo Subianto.

Habib Rizieq Shihab, Imam Besar Front Pembela Islam juga pernah menyerukan agar Gerindra, PKS, PAN dan PBB berkoalisi pada Pilpres mendatang. Yusril juga diberitakan hadir pada acara Ijtima' Ulama Pertama yang diselenggarakan di Jakarta pada akhir Juli 2018.

Ijtima' Ulama Pertama menghasilkan dua nama untuk cawapresnya Prabowo yaitu Ustadz Abdul Somad dan Salim Segaf AL- Jufri. Ketika Prabowo tidak menjadikan Salim Segaf sebagai Wakilnya, Yusril mengkritik Prabowo. Kemudian pakar hukum tata negara itu juga menjadi pengacara Hizbut Tahrir Indonesia, ormas yang telah dibubarkan Pemerintah.

Dengan posisinya yang demikian itu semakin menguatkan kesan bahwa Yusril gabung dengan kubu Prabowo. Karenanya agak mengejutkan juga ketika kemudian Yusril Ihza Mahendra menerima tawaran untuk menjadi pengacara pasangan calon Presiden- Wakil Presiden, Jokowi - Ma'ruf Amin.

Tentu wajarlah publik bertanya tanya apa yang menyebabkan Guru Besar Hukum Tata Negara ini menerima tawaran yang sangat prestisius menjadi pengacara sosok yang dulu dianggap berseberangan dengannya. Terhadap hal yang demikian Yusril Ihza Mahendra menuturkan beberapa hal.

Ketua Umum PBB itu menjelaskan adanya ajakan capres- cawapres Prabowo Subianto- Sandiaga Uno untuk bergabung dalam tim pemenangan Pilpres  2019. Ajakan itu disampaikan langsung oleh Sandiaga Uno serta Waketum Gerindra Ferry Juliantono. Tetapi mengapa kemudian mantan Mensesneg itu menolak ajakan yang disampaikan sekitar tiga bulan yang lalu itu?

Salah satu alasannya menolak bergabung itu karena menurutnya Prabowo-Sandi terkesan hanya ingin menguntungkan timnya sendiri dan bukan menganut sistem Take And Give atau imbal balik dalam koalisi. Yusril menuturkan, PBB sudah pernah bantu Prabowo dan juga sudah bantu Sandi maju pada pilgub DKI. Sekarang menurut mantan penulis pidato Suharto itu ,mereka juga punya kepentingan agar berhasil lolos empat persen di DPR.

Yusril juga menuturkan tim Prabowo Sandi tidak pernah merespons keinginannya. Bahkan setelah adanya draft aliansi yang dikeluarkan saat petinggi PBB bertemu Habib Rizieq di Mekkah pun respon itu juga tidak muncul.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun