Mohon tunggu...
Afifuddin lubis
Afifuddin lubis Mohon Tunggu... Pensiunan PNS -

Selalulah belajar dari siapapun

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

Mengkritisi Permintaan Amien Rais agar Kapolri Dicopot

11 Oktober 2018   18:24 Diperbarui: 11 Oktober 2018   18:26 1302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hukum. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik


Dari sisi keterkenalan selayaknyalah kita angkat topi untuk Amien Rais.Lebih dari seperempat abad, tokoh ini masih berada pada pusaran perpolitikan negeri ini.

Di masa Orde Baru, Amien Rais sudah dikenal sebagai sosok yang pemberani. Kita masih ingat Guru Besar UGM ini sudah berani membongkar kebusukan pada " Proyek Busang".

Pada masa yang demikian ia juga berani mengemukakan agar Suharto tidak lagi mencalonkan diri sebagai Presiden.

Begitu juga halnya pada Mei 1998 ia menyerukan dan menggalang massa untuk kumpul di Monas untuk satu tujuan : turunkan Suharto.

Dengan keberanian tersebut banyak kalangan yang menjulukinya sebagai " Lokomotif " atau " Bapak Reformasi".

Sesudah jatuhnya Suharto dan era Reformasi dimulai, Amien Rais muncul sebagai sosok yang berpengaruh di negeri ini. Amien bersama teman temannya mendirikan Partai Amanat Nasional ( PAN).

Karena kepiawaiannya dalam berpolitik banyak kalangan yang menyebutnya sebagai King Maker.

Dengan ketrampilannya berpolitik, Amien mampu menggalang kekuatan beberapa parpol yang dihimpun dalam koalisi " Poros Tengah".

Koalisi ini berhasil ,mendudukkan Abdul Rahman Wahid sebagai Presiden RI dan Amien Rais menjabat sebagai Ketua MPR.Padahal hasil pemilu 1999 menempatkan PDI-P sebagai partai pemenang.

Nyatanya walaupun partai berlambang banteng moncong putih itu sebagai pemenang pemilu tetapi sang Ketua Umum ,Megawati Soekarnoputri hanya kebagian kedudukan sebagai wakil presiden.

Kemudian dimasa pemerintahan Jokowi- JK ,Mantan Ketua MPR ini berada pada posisi yang secara politik berseberangan dengan Jokowi.

Ketika kasus penistaan agama oleh Ahok muncul ,Amien Rais berada pada kubu Aksi Aksi Bela Islam .

Setelah Ahok - Djarot kalah pada Pilkada DKI ,sikap politiknya semakin keras untuk mengkritisi pemerintahan Jokowi dan ia semakin dekat dengan alumni 212. Dalam organisasi Persaudaraan Alumni 212 ia didapuk sebagai Ketua Dewan Penasehat.

Dari hari ke hari terlihat kritikan yang disampaikannya kepada Jokowi semakin nyaring .Muncullah berbagai ucapannya yang menyerang presiden petahana itu.

Dengan berbagai ucapannya tersebut kemungkinan besar para pengikutnya akan semakin simpati yaitu kelompok masyarakat yang dengan berbagai alasan tidak menginginkan lagi Jokowi lanjut pada periode kedua.

Tidak dapat dimungkiri Amien Rais masih punya banyak pengikut atau simpatisan di negeri ini.Dengan posisi politik dan sosialnya yang demikian maka banyak kalangan ,termasuk lawan lawan politiknya mencermati setiap ucapannya.

Demikianlah ,sebelum hadir di Polda Metro Jaya untuk didengar keterangannya sebagai saksi pada kasus hoaks Ratna Sarumpaet ia menyatakan ,selesai diperiksa ia akan ungkapkan sebuah kasus besar yang sedang ditangani KPK.

Menurutnya kasus itu sudah lama mengendap di komisi anti rasuah itu dan informasi yang disampaikannya itu akan menarik perhatian masyarakat.

Dengan pernyataannya yang demikian banyak orang menduga duga ,kasus apakah yang akan diungkapkan oleh pendiri PAN Ini. Saya juga membuat sebuah artikel di blog kebanggaan kita ini yang isinya ikut menduga duga kasus apa yang akan diungkapkannya.

Dugaan saya yang akan diungkapkannya adalah kasus BLBI mengingat kasus ini sering dihubung hubungkan beberapa kalangan dengan Megawati Soekarnoputri.

Tetapi ternyata dugaan saya meleset karena begitu tiba di Mapolda Metro Jaya pada  Rabu, 10 Oktober 2018, mantan Ketua MPR itu meminta agar Presiden Jokowi mencopot Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian.

Ketua Dewan Kehormatan PAN itu tidak menyebut alasan mengapa ia mengusulkan agar Tito dicopot . Malahan ia menyatakan ,cari sendiri alasannya .

Berkaitan dengan permintaannya yang demikianlah menurut pandangan saya kurang pantas dikemukakan oleh seorang tokoh sekelas Amien Rais.

Reformasi telah membuka ruang yang sebesar besarnya untuk masyarakat mengemukakan pendapatnya .Tetapi permintaan yang disampaikan di ruang publik tentu akan memunculkan berbagai pertanyaan maupun dugaan dugaan pada publik.

Pertanyaan pertama yang muncul ,apa kesalahan Jenderal Tito sehingga ia harus dicopot?

Sepanjang yang diketahui belum pernah terdengar informasi yang valid yang menunjukkan keterlibatan Tito dengan sebuah tindak pidana.

Berkaitan dengan permintaannya agar jenderal polisi berbintang empat itu dicopot ,Amien Rais ada mengemukakan kalimat ," Saya yakin stok kepemimpinan Polri yang jujur dan mengabdi pada bangsa dan negara masih banyak untuk mengganti Tito Karnavian,kita cinta polisi namun jika ada oknum yang tidak benar tentu harus diganti".

Dengan pernyataan yang demikian tentu opini sebahagian publik akan tergiring kepada kesimpulan bahwa Tito Karnavian seorang sosok yang tidak jujur dan tidak mengabdi pada bangsa dan negara secara baik.

Tentulah hal yang demikian dapat mengakibatkan terdegradasinya kepercayaan sebahagian masyarakat kepada pimpinan tertinggi Polri itu.

Opini yang demikian akan semakin kuat terbentuk mengingat pendiri PAN itu pernah mengungkapkan kasus yang akan diungkapkannya sudah lama terpendam di KPK.Padahal seperti dikemukakan sebelumnya ,belum pernah terdengar berita yang menyebut ada kasus yang berkaitan dengan Tito yang sedang mengendap di Kuningan.

Dalam konteks yang demikianlah kita berharap agar semua tokoh bangsa ikut memberi pendidikan politik kepada masyarakat.

Karenanya kita berharap agar para tokoh tidak mudah mengemukakan sesuatu pada publik terlebih lebih yang dikemukakan itu tidak didukung fakta maupun data yang kuat.

Salam Demokrasi!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun