Mohon tunggu...
Afifuddin lubis
Afifuddin lubis Mohon Tunggu... Pensiunan PNS -

Selalulah belajar dari siapapun

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Naskah Kuno Nusantara, Kebanggaan dan Kecemasan

22 September 2018   08:11 Diperbarui: 22 September 2018   10:06 1327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selama beberapa hari di Jakarta ,dua hari di antaranya, 18 dan 19 September 2018 saya gunakan khusus untuk berkunjung ke Perpustakaan Nasional. Jalan Medan Merdeka Selatan.

Saya beruntung pada kunjungan di Perpustakaan Nasional yang tertinggi di jagad ini sedang berlangsung Festival Nusantara yang antara lain diisi kegiatan pameran  dan diskusi ilmiah tentang naskah Nusantara.

Saya bukanlah budayawan, bukan juga ahli sejarah, bukan ahli bahasa dan juga bukan ahli filologi. Tetapi mencermati naskah naskah kuno yang dipamerkan dan yang didiskusikan itu muncul rasa bangga tentang betapa kayanya peradaban bangsa ini.

Dalam posisi yang bukan budayawan itu sejak lama saya senang membaca berbagai artikel yang berkaitan dengan naskah-naskah yang pernah ditulis pada masa ratusan tahun yang lalu itu.

Pada pameran naskah Nusantara di Perpustakaan Nasional itu ada beberapa naskah yang sudah pernah saya dengar tetapi banyak juga yang belum pernah saya dengar sebelumnya.

Di antara naskah kuno yang pernah saya dengar itu diantaranya "La Galigo". I La Galigo adalah sebuah epik mitologi dari Sulawesi Selatan dan merupakan naskah terpanjang di dunia dengan 13.000 baris teks dan 12.000 manuskrip folio, terdiri dari 6.000 halaman. Naskah ini merupakan "Memory of the World" yang telah diakui UNESCO karena mengandung literatur dan ingatan kolektif dunia.

Hal ini diungkapkan oleh Arief Rachman, Ketua Harian Komisi Nasional untuk UNESCO (antaranews.com,14/9/2014). Naskah kuno itu ditulis dalam aksara Bugis menggunakan bahasa Bugis dan telah diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia oleh Muhammad Salim dan juga telah diterjemahkan dalam bahasa Inggris oleh John H McGlynn.

I La Galigo adalah sebuah naskah yang menceritakan awal mula kerajaan bumi, kisah dewa dewi. Kuat dugaan naskah ini ditulis pada sekitar abad XIII dalam bentuk puisi bahasa Bugis Kuno. Epik ini mengisahkan tentang Sawerigading, seorang pahlawan yang gagah berani dan juga seorang perantau.

Alangkah hebat dan berharganya naskah itu sehingga oleh UNESCO diakui sebagai " Memory of the World". Kita beruntung sekarang naskah itu disimpan di Perpustakaan Nasional Jakarta. Naskah Kuno lainnya yang pernah saya dengar ialah Negarakretagama yang artinya "Negara dengan Tradisi ( Agama) yang suci".

Naskah ini selesai ditulis pada 1365 oleh Prapanca dan Wikipedia menyebut nama penulis ini adalah nama samaran. Nama sebenarnya dari penulis naskah terkenal itu adalah Dang Acarya Nadendra, bekas pembesar urusan agama Buddha di Istana Majapahit.

Negarakretagama ditulis dalam bentuk kakawin (syair) Jawakuna dan menguraikan keadaan di Kraton Majapahit dalam masa pemerintahan Prabu Hayam Wuruk. Bagian terpenting dari naskah ini menguraikan daerah-daerah "wilayah kerajaan Majapahit yang harus menghaturkan upeti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun