Mohon tunggu...
Afifuddin lubis
Afifuddin lubis Mohon Tunggu... Pensiunan PNS -

Selalulah belajar dari siapapun

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Perbolehkan Kader Dompleng Popularitas Jokowi, Dukungan Setengah Hati Demokrat terhadap Prabowo - Sandiaga?

10 September 2018   05:16 Diperbarui: 10 September 2018   05:40 769
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG


Pada akhirnya Partai Demokrat pada 10 Agusutus 2018 pagi memberi dukungan sekaligus menjadi parpol keempat sebagai pengusung pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Banyak kalangan yamg menilai keputusan partai berlambang segitiga mercy itu merupakan keputusan yang terpaksa karena kalau keputusan tidak diambil bisa terkena sanksi undang undang.

Memang masih ada pilihan lain untuk Demokrat yakni memberi dukungan untuk pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin .Namun hal tersebut tidak mungkin lagi dilakukan karena partai pemenang pemilu 2009 itu sudah sangat jauh masuk di pusaran koalisi Prabowo-Sandiaga.

Oleh karena partai tesebut  sudah sangat jauh masuk didalam pusaran koalisi itu jugalah yang menyebabkan kekecewaan kader maupun pengurus partai terhadap pasangan yang akhirnya didukungnya itu.

Dugaan saya kekecewaan itu muncul karena AHY yang sempat digadang gadang sebagai cawapres Prabowo akhirnya tidak terpilih.Bahkan terhadap pilihan Prabowo terhadap Sandiaga Uno telah memunculkan reaksi yang keras dari petinggi partai sebagaimana antara lain yang ditunjukkan oleh Andi Arief Wakil Sekjend DPP Partai Demokrat.

Sesungguhnya ketika muncul tanda tanda bahwa partai akan lebih condong mengusung calon yang bukan Jokowi, Dewan Pimpinan Daerah Partai Demokrat Jawa Timur telah menyatakan sikap akan mendukung presiden petahana itu. Hal tersebut merupakan hasil rapat partai tingkat daerah dalam halmana ketuanya adalah Soekarwo yang juga Gubernur provinsi yang terbanyak kedua pemilihnya di negeri ini.

Sebelum Jawa Timur ,Tuan Guru Bajang Gubernur Nusa Tenggara Barat yang juga tokoh partai Demokrat telah terlebih dahulu mengambil sikap gabung dengan Jokowi. Seperti diketahui pada pilpres 2014 ,Tuan Guru yang terkenal itu merupakan Juru Kampanye Prabowo -Hatta Rajasa.

Begitu juga halnya setelah Demokrat resmi memberi dukungan untuk Prabowo -Sandiaga ," penolakan " masih muncul dari petinggi partai. Dedy Mizwar ,Ketua Majelis Pertimbangan DPD Partai Demokrat Jawa Barat juga telah gabung dengan Jokowi-Ma' ruf Amin.

Kemudian Lukas Enembe, usai dilantik Presiden Jokowi sebagai Gubernur Papua di Istana Negara, Rabu 5 September 2018 langsung menyatakan ia akan mendukung pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin.

Lukas Enembe adalah Ketua DPD Partai Demokrat Papua.Berkaitan dengan kedudukannya sebagai ketua partai itu,Lukas menyatakan ia siap diberi sanksi oleh partai.
Tentunya Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat menyikapi dengan seksama sikap para kader partainya.

Apabila partai terlalu keras mengenakan sanksi terhadap kadernya yang mendukung Jokowi-Ma' ruf Amin maka tindakan yang demikian bisa menjadi bumerang untuk elektabilitas partai pada pemilu 2019.

Tidak berlebihan kalau menyatakan ,salah satu target besar parpol pada pemilu 2019 adalah menaikkan perolehan kursi pada lembaga legislatif. Target yang sama juga berlaku untuk partai Demokrat. Hal yang demikian semakin penting artinya bagi partai ini mengingat pada pemilu 2009 Demokrat merupakan pemenang pemilu, sementara pada pemilu 2014, posisinya melorot ke posisi keempat ,sesudah PDI-P,Golkar dan Gerindra.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun