Mohon tunggu...
Afifuddin lubis
Afifuddin lubis Mohon Tunggu... Pensiunan PNS -

Selalulah belajar dari siapapun

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Kita Beruntung Punya Pusat Dokumentasi Sastra HB Jassin

1 September 2018   10:23 Diperbarui: 1 September 2018   10:33 1271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
www.hariansejarah.id

Kamis, 30  Agustus 2018 saya berkunjung ke Pusat Dokumentasi Sastra HB Jassin yang terletak di Kompleks Taman Ismail Marzuki ( TIM) Jalan Cikini Raya, Jakarta Pusat.

Masuk dari lantai dasar kemudian menaiki tangga ke lantai berikutnya dan di sana saya disambut oleh penerima tamu yang ramah. Sesudah mengisi buku tamu dan memperkenalkan diri datang dari Medan, Pak Is, lelaki separuh baya itu menanyakan apa yang bisa dibantunya. 

Saya menyatakan ingin melihat koleksi sastra yang dimiliki Pusat Dokumentasi itu. Lalu saya dibawa masuk ke sebuah ruangan besar dan saya sungguh takjub karena dengan memasuki ruangan itu saya menjadi berkelana melihat perjalanan sastra Indonesia.

Di ruangan yang berpendingin itu terlihat banyak buku buku atau tulisan tulisan yang sudah berumur puluhan tahun yang sekaligus menggambarkan perjalanan sastra di negeri ini. Sebagai misal disana masih tersimpan rapi naskah awal novel " Layar Terkembang" ,karya sastrawan  besar Sutan Takdir Ali Syahbana.

Saya juga melihat naskah lama yang diketik pada lembaran lembaran kertas. Pada lembaran yang diketik itu ada coretan coretan tinta dan coretan itu masih terbaca dengan jelas. Dan lembaran kertas yang diketik itu adalah naskah sastra yang dikirim ke majalah untuk dimuat atau juga pidato para sastrawan yang dibacakan pada pertemuan pertemuan penting.

Pada rak rak buku tersimpan rapi karya para Pujangga Baru yang sering dianggap sebagai titik awal bangkitnya sastra modern Indonesia. Naskah puisi Chairil Anwar yang terkenal itu juga berada pada ratusan atau bahkan ribuan  koleksi yang ada.

Saya juga melihat tulisan yang merupakan dialog antara pendukung Manifest Kebudayaan yang beseberangan dengan seniman seniman Lekra.
Kemudian disana juga tersimpan koleksi majalah sastra Horison yang terbit sejak tahun 1966.

Melihat kekayaan yang tersimpan di gedung itu saya kagum karena mendokumentasikan karya sastra Indonesia adalah sebuah pekerjaan besar yang harus dibarengi dengan dedikasi yang tinggi. Untuk itulah rasa hormat yang pertama harus diberikan kepada HB Jassin sastrawan terkemuka Indonesia.

Tokoh sastra Indonesia ini punya nama lengkap Hans Bague Jassin ,lahir di Gorontalo 13 Juli 1917 dan meninggal di Jakarta, 11 Maret 2000.
Jassin mengenyam pendidikan di Gouverments HIS Gorontalo kemudian melanjutkan pendidikan HBS-5 tahun di Medan dan tammat tahun 1932. Selanjutnya ia meraih gelar sarjana dari Fakuktas Sastra Universitas Indonesia tahun 1957. Untuk memperdalam pengetahuan mengenai ilmu perbandingan sastra ia melanjutkan studi di Universitas Yale, Amerika Serikat (1958-1959).

Jassin adalah seorang kritikus sastra terkemuka Indonesia dan dengan posisinya yang demikian ia diberi julukan Paus Sastra Indonesia. Tokoh kelahiran Gorontalo ini juga pernah dihukum karena pada majalah sastra yang dipimpinnya  ada dimuat cerpen "Langit Makin Mendung" yang ditulis oleh Ki Panjikusmin.Cerpen ini mendapat protes dari masyarakat karena dianggap menghina Tuhan.

Sebagai pemimpin redaksi majalah, Jassin menolak mengungkapkan nama asli pengarang cerpen yang dimuat tahun 1968 itu. Untuk itulah pada oktober 1970  ia dijatuhi hukuman bersyarat satu tahun penjara dengan masa percobaan dua tahun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun