Mohon tunggu...
Afifuddin lubis
Afifuddin lubis Mohon Tunggu... Pensiunan PNS -

Selalulah belajar dari siapapun

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Kalau Tim Jokowi Terlalu Reaktif Bisa Merugikan

26 Juli 2018   14:12 Diperbarui: 26 Juli 2018   14:10 661
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Mengingat perhelatan pilpres 2019 tinggal menghitung bulan ,maka wajar terasa adanya peningkatan suhu politik.

Salah satu hal yang membuat meningkatnya suhu politik itu ialah adanya sahut sahutan ,saling bantah ,saling adu argumentasi diantara pihak pihak yang menjadi pendukung pasangan calon.

Memang sampai sekarang belum ada pasangan capres-cawapres formal ,karena pendaptaran untuk itu baru dibuka tanggal 4 Agustus dan ditutup pada 10 Agustus 2018.

Walaupun belum ada pasangan calon yang formal itu tetapi perkembangan politik menunjukkan akan terjadi pertarungan ulang antara Jokowi dengan Prabowo.

Parpol pengusung untuk masing masing tokoh itu sudah dapat diduga.
Jokowi akan diusung PDI-P,Golkar,Nasdem,Hanura ,PPP dan PKB sedangkan Prabowo akan didukung oleh Gerindra,PKS,PAN serta Demokrat.

Memang masih tersisa pertanyaan ,siapa figur yang akan mendampingi masing masing capres itu.
Masing masing capres yang akan maju itu tentu juga punya semacam juru bicara atau tokoh tokoh yang berbicara atas nama capres atau yang berbicara atas nama parpol pengusung ataupun pendukung.

Tim juru bicara Jokowi terasa semakin kuat dengan masuknya Ali Mochtar Ngabalin ,seorang politisi yang pernah aktip di Partai Bulan Bintang dan kemudian pindah ke partai Golkar.

Begitu diangkat menjadi salah seorang staf di Kantor Kepala Staf Kepresidenan ,Ngabalin langsung mengambil posisi sebagai juru bicara dan komentar komentar maupun tanggapan yang dikemukakannya cukup mengena sehingga tim Jokowi terasa semakin hidup.

Ngabalin dengan cepat menjawab dan merespons ucapan tokoh senior yang menyatakan Jokowi akan kena laknat.Pria kelahiran Papua itu dengan tangkas mengatakan yang akan kena laknat itu bukan presiden petahana itu tetapi justru tokoh senior yang mengungkapkan kalimat itu.

Latar belakang pendidikan agama yang dimilikinya membuat ia punya semacam otoritas untuk mengcounter serangan kepada Jokowi oleh lawan politik yang menggunakan idiom idiom Islam.

Tidak hanya yang berkaitan dengan pengetahuan keislaman tetapi dibidang lainnya ,mantan anggota DPR RI ini juga cukup piawai untuk mengemukakan argumentasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun